Adit duduk di teras masjid menunggu ayahnya selesai membicarakan perihal jadwal khutbah dengan takmir masjid. Beberapa orang yang tampaknya melihatnya datang dengan Gunawan nafie menyapanya santun, sementara beberapa yang lain tampak memandangnya penuh tanda tanya. Dan dari Sebagian besar orang-orang itu Adit bahkan tak mengenalnya dengan baik. Dulu masa remajanya lebih banyak ia habiskan di pondok selama 6 tahun di luar kota. Setelahnya ia pindah ke Depok untuk melanjutkan kuliah hampir 5 tahun. Dan selesai kuliah pun ia memilih Jakarta sebagai kota berikutnya untuk ia tinggali. “Ayo, Dit,” ayahnya keluar bersama seseorang. Adit bangkit dan memberi salam pada lelaki yang ia ingat adalah seorang takmir masjid yang pernah beberapa kali ke rumahnya bermusyawarah dengan ayahnya. “Ayah udah