Sudah hampir tengah malam saat Adit memasuki apartemennya. Lampu sudah dimatikan semua. Hanya ada cahaya dari luar yang masuk melalui jendela pintu balkon dan cahaya lampu tidur dari atas, selebihnya hanya sunyi. Adit melangkah hati-hati. Meletakkan semua barang bawaannya di dekat pintu. Melepas sepatunya, lalu masuk ke kamar mandi di dekat dapur untuk membersihkan diri. Sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Kemudian naik ke atas dengan handuk melilit bagian bawah tubuhnya. Dengan hati-hati, berganti baju, lalu menyelinap ke balik selimut. Nayla yang merasakan gerakan samar di sampingnya membuka perlahan matanya. Dan ketika sebuah tangan melingkupinya, ia segera berbalik. “Mas Adit,” panggilnya lirih. “Mmmmh.’ “Kapan dateng?” Nayla bisa mencium bau segar sabun mandi. Ia bangkit dudu