Pagi itu, Adit memasuki ruang kantornya dengan lesu. Membayangkan konsekuensi pekerjaannya rasanya memusingkan, antara mengajak Nayla ke Lombok atau meninggalkannya. dalam kondisi Nayla dengan usia kehamilan yang baru trimester awal sama-sama tidak mengenakkan. Perjalanan jauh sepertinya tidak cukup baik untuk wanita yang masih hamil muda. Semalaman ia memikirkan kedua opsi itu, hingga pagi tadi ia sempat menelepon ibunya menanyakan alternatif kedua pilihan tersebut. Tapi ibunya justru menawarkan solusi yang lain, yaitu menitipkan Nayla sementara di rumah ibunya. “Jangan ditinggal di apartemen sendirian, Mas. Kalau tidak memungkinkan dibawa, biar tinggal saja di sini untuk sementara. Kamu antar saja ke sini, atau nanti ibu sama ayah jemput kesana kalau kamunya gak sempet.” “Tapi ibu sama