Pak Erlan menarik napas dalam. Ia tidak menyangka, putranya akan melakukan hal yang membuat malu dirinya. "Saya sungguh minta maaf, karena Eric sudah membuat keributan di sini. Aryan, Syasa, maafkan Eric ya," ucap Pak Erlan, setelah mengusap wajah dengan satu telapak tangannya. "Tidak apa, Pak. Benar kata Aira, Eric pasti tidak bermaksud jahat. Ia hanya bermaksud mengungkapkan isi hatinya saja. Syasa hanya terkejut saja. Begitu'kan, Sya?" Aryan mengusap lembut bahu Syasa. Kepala Syasa terangkat, ditatap Eric sekilas, ada rasa kasihan muncul di dalam hatinya. "Iya. Maaf ...." ucap Syasa lirih. Syasa kembali memeluk lengan besar Aryan. "Nah, sekarang sudah clear ya. Eric harus sadar, hanya boleh jatuh cinta, tidak boleh lebih dari itu. Sebisa mungkin, singkirkan rasa cinta pada Syasa dar