"Aryan!" "Lia!" Aryan bangun dari duduknya. Syasa terpaksa ikut berdiri juga, karena Aryan memegang telapak tangannya. "Sayang, perkenalkan ini Lia. Lia, ini Syasa, calon istriku." Aryan memperkenalkan mereka berdua. Terpaksa Syasa mengulurkan tangannya, Lia merima uluran tangan Syasa. "Oh, ini yang sedang ramai dibicarakan itu ya. Masih sekolah?" "Kuliah!" jawab Syasa cepat. "Oh ...." "Membesuk siapa?" Tanya Aryan. "Mas Santo, managerku." "Oh, sampaikan salamku ya, semoga cepat sembuh. Maaf, kami pergi dulu." Tanpa menunggu jawaban Lia, Aryan menarik lengan Syasa untuk pergi dari sana. Aryan tidak ingin Lia bicara hal yang akan membuat Syasa tersinggung. Karena kebiasaan Lia yang suka bicara ceplas-ceplos, tanpa peduli perasaan orang lain. "Eh, mau ke mana?" Syasa ingin berhe