“Loh, Mas Gyan mau ke mana?” Arella baru saja sampai rumah kakaknya, lalu melihat Gyan sedang bersiap-siap seperti akan pergi. “Aku mau bahas soal seragam pernikahan Mas dan Mbak Rhae. Tapi Mbak Rhae susah sekali dihubungi. Mas tau Mbak Rhae kenapa?” Gyan bergegas mengenakan jaket lalu mengambil kunci mobil di atas meja makan. Ia baru saja sampai dari luar kota dan tidak berniat berdiam diri meski lelah karena perjalanan. Sejak kemarin ia memikirkan apa yang dikatakan Rhae melalui sambungan telepon tentang Kael yang tetap dengan keputusannya. Gyan merasa harus bertindak cepat, demi calon istri dan anak sambungnya. “Aku mau ketemu seseorang. Kita bahas nanti saja,” sambungnya. Arella ikut cemas melihat gerak-gerik kakaknya. “Tunggu, sikap Mas bikin aku curiga. Baru sampai langsung pergi,