Aya kini duduk sendirian di ruang tamu. Suasana menjadi sangat sepi sekarang. Alfian dan Dino sudah pergi untuk mencari keberadaan sang pelayan. Sedangkan Rahma sedang dikamarnya untuk menidurkan Asha yang rewel setelah dimarahi Rahma karena mencoret-coret dinding dapur menggunakan krayon. Aya menghela napas panjang, seraya memerhatikan keadaan rumah itu. Ia melihat dinding yang dipenuhi oleh foto-foto keluarga kecil Rahma yang terlihat sangat bahagia. Ada foto pernikahan mereka, ada foto ketika Rahma mengandung dan ada juga foto ketika Asha sudah terlahir ke dunia. Melihat semua itu membuat Aya tertegun dan bertanya-tanya. Apa perempuan sepertinya juga bisa mendapatkan hidup seperti itu? Aya memejamkan matanya sejenak, mencoba mengusir semua pemikiran aneh yang menganggunya. “Apa kamu m