“TIGA PULUH JUTA …? untuk apa?” Handoko menatap bingung. Margaretta tampak kesulitan menjawab. Ia hanya bergumam dan tak kunjung menjawab pertanyaan Handoko yang kini masih menanti jawaban dengan kening berlipat. “A-aku lupa, Mas … bulan lalu aku ada nitip tas baru sama temen dan ternyata uangnya kurang tiga puluh juta lagi.” “Bukannya itu sudah dibayar lunas?” Handoko teringat bahwa bulan lalu Margaretta juga meminta uang senilai seratus dua puluh juta untuk membeli koleksi tas terbaru. Margaretta makin kewalahan. Uang belanja bulanan yang sudah diberikan oleh Handoko pun juga sudah habis. Semua gara-gara Darwin dan sekarang lelaki itu malah mengancam dan memerasnya. Margaretta terdiam dengan wajah menekur. Melihat hal itu Handoko pun menjadi tidak tega. Margaretta baru saja kemba