Aya membuka tudung hodie yang menutupi kepalanya dan perlahan mendongakkan wajah. Alfian lantas terkejut. Jemari terangkat menujuk Aya dengan mulut menganga. Kehadiran Aya di depan matanya membuat Alfian sejenak bingun dan merasa seperti sedang berhalusinasi. Rasanya sangat tidak mungkin Aya muncul di hadapannya. Datang ke kantornya. Apa dia terlalu lelah? Alfian mengucek-ngucek matanya sebentar, dan saat itulah Aya berbicara. “Ini benar-benar aku,” ucap Aya lirih. Alfian tersentak mendengar suara itu. Aya benar-benar nyata. “T-tapi kenapa kamu datang ke sini?” Alfian menjadi gugup. “Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan. Tapi sebelumnya….” Aya berhenti bicara sebentar, lalu memerhatikan keadaan sekitar. “Apa tempat ini benar-benar aman untuk kita bicara?” Alfian menyadari sesuatu. A