163. Kebisingan

1644 Kata

Alfian mengejar Riski dengan wajah panik dan langsung menariknya keluar lagi dari dalam klab. Riski pun menatap bingung. Alfian tidak mengatakan apa-apa dan hanya menyeretnya keluar. "Kenapa? Lo kenapa anjir?" sergah Riski. Alfian masih terlihat panik saja. "Sini kunci mobilnya!" pinta Alfian. "Buat apa? Lo kenapa?" Riski jelas semakin kebingungan. "Kita harus menyusul ke kantor polisi," ucap Alfian. "Kantor polisi? Ngapain?" "Pokoknya ayo kita ke sana dulu!" paksa Alfian. Riski menarik tangannya hingga terlepas. "Lo kenapa, woy!" Alfian menghela napas sesak, lalu menatap Riski lekat-lekat. "Aku melihat Aya." Hening. Riski mengernyitkan dahinya. "Aya?" "Iya, Cahaya. Gadis yang dibawa polisi itu adalah Aya," tegas Alfian. Kedua alis Riski bertaut. "Lo ngigo ya? Mana mungkin itu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN