"Ada apa ini?!" Suara Vasko menggelegar di sepanjang koridor seperti guntur yang memecah langit senja. Sepatunya berderap cepat, langkahnya penuh kegelisahan. Di belakangnya, Tedy mengikut dengan wajah tegang. Tadinya Vasko bermaksud menuju kamar Gendis—menjemput gadis yang menolak menemuinya—tetapi yang ia temukan justru jauh lebih menghancurkan. Selin. Terbaring di lantai marmer dingin, di samping Karlota, dengan wajah pucat seputih kapas dan tangan yang mencengkeram perutnya seperti sedang menahan petir yang mengamuk dari dalam tubuh. "Tuan... perutku sakit..." suara Selin lirih, nyaris tak terdengar, namun cukup untuk membuat jantung Vasko luruh dalam ketakutan yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Tanpa menunggu waktu sedetik pun, Vasko menjatuhkan tubuhnya ke lutut dan segera men