Sebuah Ambisi.

1233 Kata

"Tolong jangan membuat saya berubah sama kamu, Selin. Saya menganggap kamu menantu saya… dan saya tidak mau menyakiti kamu," ujar Laskar dengan suara rendah, nyaris seperti ancaman yang dibalut kelembutan. Namun Selin tetap tenang. Tak ada kegelisahan di wajahnya, hanya ada keteduhan yang sulit diterjemahkan. Ia menatap Laskar dengan senyum lembut, senyum yang lebih mengandung empati daripada rasa takut. "Kenapa sikap Ayah harus berubah pada saya?" ucap Selin perlahan, suaranya tenang seperti air mengalir. "Sedari dulu saya memang seorang pelayan di rumah ini. Dan meski saya sudah menikah dengan anak Ayah, saya tetap akan menjadi pelayan. Saya melayani suami saya… dan juga Ayah, seperti seharusnya." Ada jeda sejenak. Suasana di lorong itu seperti membeku oleh ketulusan kata-katanya. Tap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN