Langkah kaki Selin terasa ringan, namun hatinya masih dipenuhi gelombang kecil kegugupan. Saat ia melangkah masuk ke ruang tamu, matanya langsung menangkap sosok Vasko yang duduk bersandar santai di sofa panjang, memegang tablet dan tampak fokus dengan pekerjaannya. Namun detik berikutnya, mata tajam pria itu menoleh. Pandangannya tertumbuk pada Selin—dan waktu seperti berhenti sejenak. Dress warna pastel yang membalut tubuh Selin begitu lembut, jatuh dengan anggun dan membentuk siluet keayuan yang sederhana namun memikat. Rambutnya digerai, sedikit bergelombang, dan riasannya nyaris tak terlihat—namun bagi Vasko, perempuan di hadapannya itu tampak seperti mimpi yang baru saja turun dari langit. “Kamu sudah siap?” tanyanya, suaranya terdengar rendah dan dalam. Selin mengangguk, namun t