“Saya sudah memasak makanan yang sehat untuk nyonya!” Suara nyaring itu datang begitu tiba-tiba, mengiris ketenangan yang menyelimuti taman belakang. Soraya muncul dari balik semak mawar bersama Karlota, membawa sebuah nampan perak berisi makanan yang tampak begitu menggoda. Ia meletakkannya di atas meja kecil tepat di depan Selin dengan gestur berlebihan, seolah hendak menunjukkan perhatian dan kepedulian yang palsu. Selin yang sedari tadi duduk bersama Gendis di kursi taman, menoleh dengan dahi berkerut. Ia tidak menyangka Soraya akan muncul di tempat ini, apalagi bersama Karlota, pembantu yang telah berkhianat padanya. “Nona...” bisik Gendis lirih, tubuhnya sedikit gemetar. Tatapannya penuh kecemasan, menatap makanan itu seolah bisa berubah menjadi racun kapan saja. “Hati-hati... bis