“Kamu pasti tahu pada siapa Ayah memberikan hartanya!!” Suara Laskar menggema keras di koridor lantai atas. Selin jelas mendengar kalimat itu, terdengar begitu tajam hingga menusuk ke dalam jantungnya sendiri. Ia memeluk map di dadanya semakin erat, tubuhnya gemetar di balik dinding kamar Vasko. Di luar, suara pertengkaran antara mertua dan suami yang sangat ia cintai semakin memanas, seperti bara yang tersiram bensin. “Bahkan di saat genting seperti ini, yang ada di pikiran Ayah cuma harta…” suara Vasko terdengar parau namun penuh kendali, seperti seseorang yang menahan luka dan amarah dalam satu tarikan napas. “AYAH ANAKNYA! AYAH BERHAK TAHU!!” teriak Laskar, suaranya mengguncang seluruh rumah. Kalimat itu seperti palu yang menghantam dinding kesabaran, dan membuat Selin semakin ketak