Berlari Tanpa Dirinya!

1001 Kata

"Duduk di situ?" Nada suaranya, meski tenang, memiliki kekuatan yang tak bisa dibantah. Seperti angin dingin di tengah malam yang menyelinap ke dalam tulang, perintah itu menggema. Selin menelan ludah, lalu mematuhi tanpa sepatah kata pun. Dengan hati yang berdebar-debar, ia melangkah perlahan dan duduk di kursi yang Vasko tunjukkan, tepat di hadapannya. Namun, apa yang ia temui bukanlah rentetan pertanyaan atau teguran. Tidak ada suara. Tidak ada gerakan. Hanya sepasang mata tajam milik pria itu, menatapnya dengan keheningan yang lebih menyesakkan daripada ribuan kata. Wajah Vasko tenang, tetapi Selin bisa merasakan gelombang emosi yang tersembunyi di balik topeng dingin itu. Selin gugup. Jari-jarinya menggenggam erat tepi rok yang membalut pahanya. Ia berusaha menenangkan napasn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN