BAB-22. PEMAKSAAN.

968 Kata
BAB-22. PEMAKSAAN. Ivory yang mendengar penolakan dari Lucas pun langsung menggeram marah, enak saja pria di depannya ini! Ia sudah susah payah memasak semua itu untuk sarapan keduanya tapi Lucas dengan cepat menolak bahkan pria itu saja belum mencoba hasil masakannya! "Tidak kau harus sarapan terlebih dahulu, kau tau kan pentingnya sarapan sebelum berangkat bekerja? Kau belajar itu tidak?" tanya Ivory dengan mata yang tajam menghunus tepat pada Lucas. "Tidak," ketus Lucas menjawab pertanyaan Ivory dengan sangat cepat ia tak perduli apa yang dikatakan oleh gadis itu yang jelas ia tak akan mau sarapan ditambah lagi ada wajah Ivory di setiap suapan makanan yang akan masuk ke tubuhnya. Big no! "Kau ini tak menghormati pekerjaan orang lain, ya? Dasar tak tau diuntung!" "Wow kau berkata seperti itu, apa kau lupa semua bahan masakan yang kau buat menjadi makanan itu adalah milikku, bahkan pantry yang kau tempati untuk masak itu adalah milk ku!" sentak Lucas balik semakin berani melawan Ivory. Tapi bukannya menyerah Ivory justru semakin giat melawan Lucas balik. "Oh ya tentu aku lakukan semua itu di atas milik mu, karena aku istrimu jadi sudah hak ku untuk menggunakan semua fasilitas yang ada di mansion mu ini! Kau paham kan konsep suami istri itu seperti apa Tuan Lucas yang terhormat!" sentak Ivory tak peduli ia dipandang sepeti apa oleh Lucas, tapi selama ia hidup dan ia melihat Mommy-nya itu yang dapat ia simpulkan mengenai tugas seorang istri yang baik di saat pagi hari. Lucas yang mendengar runtutan kalimat yang Ivory katakan pun langsung menaikkan satu alisnya menatap Ivory dengan tatapan penuh curiga. "Oh jadi sudah ada yang menerima takdir sebegai istri ku? Jadi apa kau sudah menerimanya Ivory Hazelton?" tanya Lucas yang membuat Ivory terdiam sejenak. Gadis itu berpikir keras, sebenarnya Ivory tak bermaksud seperti itu pada Lucas, tapi semua kata-katanya terucap begitu saja seakan spontan langsung dari otaknya tanpa berniat menyaring kata-katanya terlebih dahulu. "Aku tak bermaksud seperti itu!" sangkal Ivory dengan suara yang sedikit tak yakin tidak seperti sebelumnya. "Oh kau tampak gugup Ivory," ucap Lucas dengan smirk menakutkan di bibirnya. "Mana ada!" tolak Ivory, ia menyangkal tuduhan Lucas padanya. Tak mungkin ia gugup hanya karena pria itu! "Kau bohong!" tuduh Lucas lagi pada Ivory. Ivory menggelengkan kepalanya cepat, ia tak mungkin gugup dan ia tak bohong! Pria itu mengada-ada! "Kau memang mengada-ada!" sentak Ivory membalikkan pembicaraan keduanya. "Kau munafik ternyata ya?" "Hell! Kau ini sangat tak bermoral, lain kali kau harus lebih banyak mempelajari adab untuk menghadapi orang lain Tuan Lucas yang terhormat! Karena sepertinya kau ini memang kekurangan moral yang lumayan signifikan! Kau harus banyak-banyak belajar tentang kehidupan pada orang lain!" sentak Ivory berapi-api. Lucas berniat menyerang Ivory kembali tapi niatannya terhenti saat mendengar namanya di panggil dari arah pintu utama. "Lucas?" Lucas sontak membalikkan tubuhnya dan menemukan Arnold tengah berdiri di ambang pintu utama. "Kau?" Lucas menunjuk Arnold dan Arnold pun segera berjalan mendekati Lucas dan juga Ivory. "Selamat pagi Nyonya Ivory," sapa Arnold dengan senyum manisnya. "Pagi Arnold, bagaimana kabarmu?" tanya Ivory tak kalah lembutnya menyapa Arnold. "Aku sangat baik, Nyonya. Dan ku harap kau pun begitu," ucap Arnold. "Tentu aku juga sangat baik." Arnold dan Ivory terus berbicara dengan lembut sementara Lucas yang ada di antara keduanya tampak terdiam ia sedikit kebingungan dengan sikap Ivory. Kenapa Ivory selalu menyentaknya yang notabennya adalah suami gadis itu sendiri sementara saat Ivory berbicara dengan Arnold, gadis itu akan bertindak selembut mungkin. Bukankah seharusnya ia yang harus diperlakukan selembut itu oleh Ivory, dan bukannya Arnold! "Ayo ikut sarapan Arnold, aku sudah masak dari pagi," ajak Ivory pada Arnold. Arnold niatnya menerima ajakan dari Ivory tapi ia menghentikan niatannya karena tatapan membunuh dari Lucas yang pria itu lemparkan hanya untuknya, dan Arnold tentu saja tak bisa berbuat banyak selain menuruti kode yang diberikan Lucas untuk menolak ajakan dari Ivory. "Aku ingin, tapi aku ada pekerjaaan Nyonya. Jadi maafkan aku," ucap Arnold menolak tawaran dari Ivory. "Tidak apa-apa, karena Lucas juga akan ikut sarapan jadi kita akan sarapan bertiga. Ayolah, Arnold jangan menolak." "Aku tak bersedia sarapan!" tekan Lucas pada di setiap kata-kata yang ia ucapkan berharap Ivory mengerti dengan yang ia ucapkan. Tapi nampaknya Ivory tak perduli dengan yang diucapkan oleh suaminya tersebut, ia segera menarik tangan Lucas dan membawanya ke area meja makan, kemudian mendudukkan tubuh Lucas paksa di salah satu kursi yang sudah di sediakan. Semua itu terjadi di tubuh Lucas tapi yang membuat heran adalah, pria itu tak membalas atau pun mengucapkan satu kata yang menafsirkan ia tak setuju dengan yang di lakukan oleh Ivory terhadap tubuhnya tersebut!. "Nah sekarang giliran mu," ucap Ivory dan kembali ke posisi Lucas dan Arnold, ia meraih telapak tangan Arnold dan menuntunnya hingga Arnold berhenti di salah satu kursi yang ada di meja makan. "Duduklah Arnold!" titah Ivory diangguki oleh Arnold dengan gerakan kaku. Biar bagaimanapun Arnold was-was, ia seperti dihimpit dua benua sekaligus. Ingin ia menuruti Lucas yang tak lain adalah tuannya sendiri untuk pergi dan tak ikut dalam ajakan Ivory, tapi di sisi lain ajakan Ivory seakan tak dapat di tolak sama sekali, ditambah dengan aroma masakan yang di keluarkan dari hasil masakan Ivory semakin menggugah perut Arnold. "Apa-apaan ini, Ivory?!" dengan Lucas dengan raut wajah yang mulai memerah marah. "Diam! Dan jangan menyentakku Tuan Lucas yang terhormat! Kau harus bisa berpikir aku sudah memasakkan makanan ini untukmu dari pagi-pagi buta dan kau dengan tenang menolak ajakan sarapan bersamaku? Kau gila?! Jika kau ingin terus di hargai oleh orang lain! Maka kau harus bisa juga menghargai orang lain! Pikirkan lah itu sebelum kau berbicara dengan seenaknya dengan mulutmu itu! Sekarang diam dan makanlah makananmu, dan jangan banyak bicara! Aku tak ingin dengar suara apapun di meja makan!" sentak Ivory berapi-api yang tentu saja membuat Arnold dan Lucas terkejut bersama-sama. Nyatanya mereka berdua tak dapat melawan Ivory, karena kelihatannya Ivory adalah lawan yang tangguh untuk Lucas!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN