LAS VEGAS.
Ivory menghentakkan langkah kakinya memasuki ruangan yang ada di ujung jet, dan ternyata itu adalah ruangan pribadi milik Lucas. Meskipun Ivory menyadari bahwa kini ia berada di dalam ruangan pria itu tapi ia tak perduli karena ia sedang marah dan ia sedang malas bertemu dengan wajah sok tampan Lucas. "Berani sekali dia mengatai aku datar!" rutuk Ivory kesal dengan yang dikatakan oleh Lucas.
Gadis itu menengok ke samping dan menemukan sebuah setelan baju wanita di atas ranjang mini di ruangan mewah milik Lucas tersebut. Ivory segera mengganti gaun yang semula ia pakai dengan setelan itu tapi sebelum ia memakai dress bunga daisy yang diberikan oleh Lucas, Ivory terlebih dahulu berkaca dan menatap pantulan dirinya sendiri, Ivory memiringkan tubuhnya dan meneliti bentuk tubuhnya. "Apa aku datar?" tanyanya pada diri sendiri.
Astaga! Bisa-bisanya ia terdoktrin oleh ucapan konyol dari Lucas! Mana ada ia datar!
Tapi lama kelamaan setelah meneliti bentuk tubuhnya sendiri, akhirnya Ivory baru menyadari satu hal. "Sepertinya aku memang datar," lirihnya.
Ivory terdiam sejenak sebelum ia menggelengkan kepalanya dan berusaha menanamkan keyakinan pada dirinya sendiri bahwa ia bisa hidup meski pun ia "datar" tak perduli apapun yang dikatakan oleh Lucas tapi ia harus bisa percaya pada dirinya sendiri.
Setelah selesai mengganti bajunya Ivory segera keluar dari ruangannya dan ia melihat Lucas tengah bicara serius dengan Anda di depan pria itu. Ivory tak tertarik dengan gang diobrolkan oleh kedua pria itu, dan Ivory segera berjalan melenggang dari hadapan kedua pria yang sibuk bicara membahasa hal yang Ivory tak mengerti apa itu, dan ia menghentikan langkah kakinya di sofa yang semula ya gunakan untuk berbaring. Tak lama seorang pramugari datang membawa sebuah nampan dan memberikan isi nampan itu kepada Ivory. "Silahkan Nyonya," ucapnya pada Ivory.
Ivory tersenyum manis dan menyambut kedatangan makanan yang diberikan oleh sang pramugari kepadanya dengan hati yang bahagia. Ivory langsung menyantapnya dengan cepat, merasa bosan dengan keadaan yang hening tanpa ada pembicaraan yang menyenangkan. Ivory segera meraih sebuah majalah dan membacanya beberapa kali ditemani dengan cemilan yang tersaji rapih di hadapannya. Ivory sangat menikmati kegiatan yang ia lakukan meski sedikit rasa bosan tak dapat ia rahasiakan dan begitu kentara terasa tapi tetap saja ini adalah pengalaman pertama bagi Ivory menaiki jet pribadi.
Tapi satu hal yang tiba-tiba mengganggu ketenangan Ivory, gadis itu menolehkan kepalanya ke belakang dan menatap Lucas dan Arnold bergantian. "Lucas!" panggil Ivory yang sayangnya tak digubris sama sekali oleh Lucas.
"Lucas aku memanggil namamu jika kau ingin tau!" sentak Ivory tak Lucas tak juga menanggapi panggilan dari Ivory, pria itu masih terlalu fokus dengan yang menjadi bahan bicaranya dengan Arnold.
Arnold yang merasa kasihan pada Ivory pun menatap gadis yang sudah menjadi istri Bossnya tersebut. "Kau butuh sesuatu nyonya?" tanya Arnold pada Ivory.
Ivory awalnya kesal karena Lucas tak juga menanggapi panggilannya tapi ia langsung merubah wajah cemberutnya dengan senyum manis saat Arnold menjawab panggilannya. Dasar Lucas sialan! Ivory doakan pria itu tuli dalam artian yang sebenarnya!
"Arnold, kemana tujuan kita?" tanya Ivory pada Arnold.
"Las Vegas," jawab Arnold dengan senyuman singkat.
"Wah, baiklah terimakasih sudah menjawab dan tak pura-pura tuli seperti Boss mu itu!" sindir Ivory yang tak ditanggapi oleh Lucas sama sekali.
Ivory kembali ke dalam kegiatannya yang menyenangkan, membaca majalah diiringi cemilan yang menggunggah seleranya, dan berakhir tertidur di atas sofa yang ia tempati.
Lain halnya dengan Lucas dan Arnold yang sedari tadi membahas perihal penyerangan yang baru terjadi dan baru mereka alami. "Berapa korban yang tewas?" tanya Lucas.
"Tiga orang dan 5 orang luka ringan, dua orang luka berat," lapor Arnold.
Lucas menganggukkan kepalanya menerima laporan yang diberikan oleh Arnold. "Jadi dimana sekarang mereka berada?" tanya Lucas.
"Mereka ada di rumah sakit di New York, dan semuanya akan aku urus dari Las Vegas dan tentu saja kita akan menyiapkan kendaraan jika diantara mereka sudah ada yang dinyatakan sembuh."
"Lalu bagaimana keadaan para musuh?"
"Para musuh berhasil di identifikasi oleh polisi, itu adalah laporan dari bawahan mu di kepolisian Lucas. Dan dia memastikan anggota kita hanya dipandang sebagai warga sipil karena memang karti identitas mereka semuanya sudah kita palsukan jadi itu tak akan menjadi masalah, bahkan polisi menjamin keselamatan mereka sampai mereka pulih dan kembali ke tujuan awal mereka dalam kata lain polisi yang akan memastikan mereka akan pulang dengan keadaan selamat sampai tujuan."
Lucas tersenyum miring, ini memang yang selalu membuat Lucas percaya bahwa anak buahnya akan selalu lolos dari polisi karena mereka yang tergabung dalam kemafiaan Lucas akan diberikan identitas palsu yang sudah Lucas beli dari salah satu deeb web langganannya yang menjual identitas orang-orang di seluruh dunia. Tanpa Lucas sadari tindakannya itu mungkin akan membahayakan orang lain, tapi Lucas tak peduli asalkan anggotanya baik-baik saja dan bisnisnya berjalan dengan lancar.
"Bagaimana dengan sistem kita? Apa hacker kita bisa memperkuat sistem milik kita?" tanya Lucas perihal sistem yang nyaris kebobolan dua hari yang lalu.
"Semuanya aman terkendali dan baru saja tadi hacker kita menyelesaikan tugasnya, ia memasukan setidaknya butuh waktu dua hari tanpa henti untuk membobol sistem kita."
"Bagus, aku tak ingin musuh mengetahui data-data kita yang sensitif, apalagi proyek dua bulan kemudian."
"Tunggu, bukankah kau bilang kau tak tertarik dengan proyek itu"
"Ya tapi kasusnya cukup besar, kita ambil atau tidak tapi kita tetap harus menjaganya jangan sampai datanya tercuri dan membuat pihak ketiga terbantu dalam melakukan kejahatan, kau paham kan maksudku?"
Arnold mengangguk. "Baiklah aku paham, sekarang mari bahas gudang mu yang ada di Macau, akan kau apakan itu? Apa kau akan biarkan saja?"
Lucas terdiam ia meraih rokok kemudian menyalakannya dan menyesalnya dengan sangat pelan menikmati rasa nikotin yang menjadi candu untuknya setiap menikmati hembusan rokok. "Aku tak akan diamkan saja, tentu saja aku akan segera mengoperasikannya."
"Kau bahkan sudah kehilangan supplier sejak dua tahun yang lalu, Lucas. Lalu kau akan cari dimana? Dan bagaimana caranya kau bangun kembali apa yang sudah jatuh?"
"Aku akan temukan supplier yang baru, yang lebih hebat dari sebelumnya dan aku yakin bisnis kita tak akan kalah untuk yang kedua kalinya."
"Baiklah jika kau memang berniat seperti itu, kita bisa segera mencari pemasok yang paling baik di seluruh dunia."
"Tak perlu, aku sudah temukan."
"What?!".
"Ya aku sudah temukan pemasoknya dan dia ada di Las Vegas, itu adalah alasan kedua kenapa aku ingin menetap di Las Vegas karena aku ingin hubungan bisnis ku yang baru dengannya terjalin kuat agar kita berdua sama-sama saling menguntungkan," ucap Lucas yang pada akhirnya mengungkapkan niatannya yang lain untuk pindah dari New York, selain alasan utamanya untuk melupakan pengkhianatan yang dilakukan oleh Moonlight dan juga Bright, Lucas tak ingin untuk saat ini memikirkan kedua orang itu, ia ingin menjeda sejenak hidupnya dengan tenang meskipun nyatanya ia kini terjebak dengan gadis aneh macam Ivory.