TEMPAT BARU.
"Siapa dia?" tanya Arnold yang cukup penasaran dengan pria yang akan dijadikan pemasok barang haram itu.
"Daniel Beck," jawab Lucas cepat.
"Tunggu! Bukankah dia salah satu pemasok dari musuhmu?"
"Oh kau lupa satu hal, Arnold. Nyatanya semua orang di bisnis haramku adalah musuh tak ada diantara mereka yang benar-benar tulus menjadi temanku, kau paham kan konsep underground?"
"Ya tentu."
"Lalu kenapa kau bertanya dan berkata seperti itu? Kau seperti orang yang baru dua bulan bekerja di underground."
"Aku hanya bingung saja."
"Baiklah jika kau bingung buat aku jelaskan, Daniel sudah tak lagi menjadi pemasok untuk si biadab itu, dan dia memutuskan untuk menerima tawaran kerja sama antara aku dan dia, niatnya aku akan bertemu dengannya setelah aku menghabiskan waktu bahagia ku dengan Moonlight tapi nyatanya kesialan ini terjadi, bukan? Jadi aku memutuskan secepatnya untuk bertemu dengannya dan membuka gudang itu lagi, aku sudah putuskan untuk meredakan amarahku pada dua orang itu terlebih dahulu dan fokus pada pekerjaanku agar aku bisa lebih kaya dan menunjukkan pada Moonlight bahwa ia memilih pria yang salah." Lucas berucap dengan tegas seaka itu adalah rencana paling sempurna yang ia punya untuk membalas Moonlight dan juga Bright karena berusaha untuk mempermalukannya dan menghianati cintanya yang murni untuk wanita itu.
Tapi sisi lain justru di lihat oleh Arnold, pria itu punya keyakinan bahwa meski seksual apapun Lucas, Moonlight tak akan kembali pada Bossnya itu, meski di paksa sedemikian rupa sekalipun yang namanya cinta akan tetap berkata cinta, dan Arnold yakin Moonlight akan tetap setia pada cintanya. Bisa dilihat bukan, meski sudah banyak cara memisahkan keduanya nyatanya mereka kembali bersama
Tapi tentu saja sisi itu tak bisa Arnold ungkapkan karena ia tak ingin membuat sang Boss kembali merasa down jadi ia cukup simpan saja dan melihat akhir dari kisah ini.
Pembicaraan antara kedua pria itu terus berlanjut dari hal berbau underground sampai ke bisnis legal mereka. Sedangkan Ivory tampak sangat nyaman dengan tidurnya di atas sofa empuk milik Lucas.
****
Sesampainya di bandara, Ivory segera dibangunkan oleh Arnold sementara Lucas sudah melenggang keluar meninggalkan gadis itu di dalam jet pribadinya. "Ya?" lirih Ivory dengan suara serak khas bangun tidurnya.
Arnold tersenyum tipis melihat kelucuan dan kepolosan wajah Ivory sesaat setelah bangun dari tidurnya. "Kau tampak tidur dengan lelap, Nyonya."
"Oh ya, sudah sampai kah Arnold?" tanya Ivory balik.
Arnold mengangguk sebagai jawaban dan Ivory pun memberikan respon yang sama. "Kau ditunggu oleh Tuan di luar jet, Nyonya. Ia akan segera berangkat ke mansion," ucap Arnold memberitahukan apa yang menjadi agenda Lucas pada istri sang Tuan.
"Dia apa?!"
"Dia di luar," balas Arnold.
"Dia meninggalkan aku?!" sentak Ivory tak terima.
"Bukan meninggalkan, hanya turun lebih dulu Nyonya."
"Tetap saja, intinya dia meninggalkan aku sendirian!"
"Aku ada di sini."
"Ya aku dan kau, astaga dia memang pria yang tak ada moral!"
"Sebaiknya kau segera keluar sebelum Tuan marah padamu," ujar Arnold memberi saran dan Ivory pun menganggukkan kepalanya.
"Aku cuci wajahku terlebih dahulu."
"Baik aku tunggu disini."
Ivory mengangguk, ia segera berjalan menuju ruang pribadi Lucas dan membersihkan wajahnya sebentar, setelah dirasa sudah cukup rapih ia segera keluar dari ruangan pribadi Lucas lalu mendekati Arnold. "Hei tunggu Arnold, bagaimana dengan gaun pernikahan ku?" tanya Ivory, biar bagaimanapun pun gaun itu adalah gaun pernikahannya yang pertama dan semoga yang terakhir kali juga jadi itu cukup bermakna bagi Ivory.
"Semua barangnya akan di bereskan oleh anak buah Tuan yang lain, kau tak perlu risaukan gaunmu nyonya," terang Arnold dianguki oleh Ivory.
Ivory pun mengikuti langkah kaki Arnold keluar dari jet pribadi milik Lucas. Dan mereka pun berjalan beriringan, lebih tepatnya Ivory yang sedikit memundurkan langkah kakinya tepat di belakang Arnold, bagaimana pun ia tak pernah menginjakkan kakinya ke Las Vegas, dan ini adalah pertama kalinya ia ada di sini jadi ia tak tau apapun mengenai daerah ini.
Hingga akhirnya Ivory sampai di sebuah mobil hitam pekat yang terparkir apik di tepi bandara. "Ini mobilnya kau akan semobil dengan Tuan," ucap Arnold seraya membukakan pintu mobil untuk Ivory.
"Terimakasih banyak Arnold."
"Sama-sama," ucapnya Arnold membalas ucapan terimakasih dari Ivory.
Ivory pun memasuki mobil yang ditunjukkan oleh Arnold dan benar saja apa yang dikatakan oleh Arnold barusan, ia semobil dengan pria menyebalkan si Lucas!
"Baru bangun?" tanya Lucas berisi sindiran untuk Ivory. Dan yang lebih menyebabkannya lagi adalah pria itu tak melihat ke arah Ivory saat bicara, ia justru sibuk pada MacBook yang ia pegang di tangannya.
"Kelihatannya?!" balas Ivory ketus.
Lucas tersenyum miring. "Dasar gadis tak tau aturan!"
"Hei asal kau tau yang tuan Lucas yang terhormat tapi minim moral! Aku kelelahan karena harus berdiri dan bersandiwara bahagia di depan semua tamu mu itu yang bahkan aku sendiri tak mengenalnya sama sekali!"
"Lalu?"
"Lalu kau bilang?! Oh ku rasa kau memang sudah gila dan adabmu itu tidak ada!"
"Yes i am."
"Sudah kuduga," putus Ivory dengan memutar bola matanya.
Dan tak lama mobil mereka pun berjalan tanpa ada satu pun kata yang keluar dari bibir keduanya. Entah itu Lucas yang sibuk dalam memeriksa berkas di dalam MacBook miliknya atau Ivory yang sibuk mengagumi keindahan kota Las Vegas yang baru saja ia datangi. Intinya diantara keduanya hanya ada keheningan tanpa ada niatan diantara keduanya untuk bicara dan mengobrol hal yang basa-basi. Ivory yang sebenarnya suka bicara dan kadang lupa untuk mengontrol mulutnga sendkri pun rasanya mas mengobrol dengan Lucas. Karena menurutnya Lucas itu adalah pria tak berekspresi yang sangat menjengkelkan! Dan demi Tuhan baru kali ini Ivory bertemu dengan pria atau bahkan jenis manusia yang semenyebalkan Lucas!