19. RUMAH BARU.

1019 Kata
RUMAH BARU. Ivory terdiam dengan bibir yang terbuka lebar saat mendapati dirinya berada di depan sebuah mansion dengan kemewahan yang berlimpah baru di bagian luar saja sudah membuat Ivory begitu terpana entah apa yang ada di dalamnya tapi Ivory bisa yakin dengan pasti ia akan sangat terpana dengan yang ada di dalam mansion tersebut. "Perhatikan wajahmu itu, kau tampak aneh," ucap Lucas tentu saja menyindir Ivory. Ivory segera menormalkan wajahnya dari yang semula tampak begitu aneh karena terpana, kini tampak seperti biasa. "Cih, tak ada salahnya kan aku terpana dengan kemewahan yang ada di depanku ini?" tanya Ivory dengan alis yang terangkat satu. Sementara Lebih tampak mengusap wajahnya dan berjalan menjauhi Ivory dan memasuki pintu utama dari pintu besar mansionnya. Sementara Ivory yang masih terdiam segera dikejutkan oleh usapan tangan besar Arnold. "Nyonya ayo masuk," ajak Arnold diangguki oleh Ivory dan mereka berdua pun memasuki mansion yang sudah dijaga dengan ketat oleh dua bodyguard di sisi kanan dan kirinya. Sesampainya di dalam mansion, Ivory langsung terdiam dengan mata yang membelalak, tentu saja dengan hatinya yang terus memuja kemewahan mansion yang tengah ia pijak ini, sepertinya Ivory baru menyadari satu hal. "Aku tau aku kaya." Ivory langsung membelalak, ia tak salah dengar kan? Bagaimana bisa Lucas kembali bisa membaca pikirannya? Apa pria itu benar-benar seorang cenayang? "Cih mana ada aku memujamu seperti itu!" "Dasar munafik!" desis Lucas tapi Ivory hanya mengangkat kedua bahunya tak perduli dengan apa yang Lucas katakan, tak terlalu penting juga jadi untuk apa ia repot meladeni pria seperti Lucas?! "Arnold beritahu dimana kamarnya!" titah Lucas pada Arnold yang langsung diangguki oleh Arnold. Tepat setelah itu itu Lucas berjalan menjauhi Ivory dan Arnold menaiki lift. "I-itu lift?" tanya Ivory dengan suaranya yang lemah. Astaga! Mungkin jika lift di dalam perusahaan masih bisa di mengerti! Tapi apa ini?! Lift di dalam mansion! It's sick! "Ya seperti yang kau tau, Nyonya. Itu lift," terang Arnold pada Ivory semakin membuat Ivory terpana pada seluruh isi mansion. "Mari aku tunjukkan kamar mu,," ucap Arnold diangguki oleh Ivory. Ivory segera mengekor langkah kaki Arnold dan mereka terhenti setelah menaiki tangga dan ke lantai dua. Ivory terdiam menatap Arnold yang menghentikan langkah kakinya di depan sebuah pintu. "Ini kamar ku?" tanya Ivory diangguki oleh Arnold. "Ya, tunggu dulu." Arnold mencari kunci dari kamar tersebut dan setelah mendapatkan apa yang ia cari ia segera membukakan pintu itu hingga terlihatlah sebuah kamar tamu yang terlihat mewah, bahkan hotel yang tadi di huni oleh Ivory dan Bella tak ada apa-apanya! "Ini masih kamar tamu, Nyonya. Kamar utama jauh lebih besar dari ini, jadi pastikan kau berhasil mencuri hati Tuan," ucap Arnold pada Ivory seakan memberi semangat untuk Ivory meruntuhkan sikap buruk Lucas. Sedangkan Ivory justru meremehkan dirinya sendiri, bukannya ia tak yakin dengan kemampuan yang ia miliki, hanya saja Lucas terlalu menjengkelkan untuk di perjuangkan! Lagi pula meskipun Lucas sangat tampan dan tentunya sangat kaya, sekali lagi harus Ivory tekankan! Pria itu tak ada moral! Dan sangat buruk sekali memperlakukan manusia lain yang ada di hidupnya! Selepas memberikan kuncinya pada Ivory, Arnold segera pergi dan mengundurkan diri dari hadapan wajah Ivory, sementara Ivory berjalan memasuki kamar yang lebih besar dari kamar di rumahnya yang selama ini ia tinggali, setelah memasuki kamar itu Ivory segera menutupnya kembali tak lupa ia juga mengunci pintunya, hanya sebagai penjagaan karena ia tak ingin terlibat terlalu jauh dengan Lucas, pikirannya terus berkelana dan ia menerka jika Lucas adalah pria normal yang pasti akan melakukan sesuatu yang sekali lagi tak ada moral padanya yang notabenenya adalah gadis lugu yang tak tau apapun perihal hubungan antara wanita dan pria dalam artian yang sebenarnya. Pada akhirnya Ivory merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang terbentang tepat di tengah ruangan, tak lupa Ivory juga melepaskan sepatu high heels yang ia kenakan, ia melemparnya asal karena memang tubuh Ivory sangat pegal apalagi punggungnya. Hal itu semakin memudahkan Ivory untuk terbang ke alam mimpi dan meraih kedamaian dalam tidurnya. Sementara di ruangan lain, Lucas tampak tengah menyalakan komputer yang ada di atas meja kerjanya. Ya, pria itu tak langsung menuju kamar utama untuk mengistirahatkan tubuhnya melainkan menuju ke tempat kerjanya untuk membereskan pekerjaan yang semula tertunda untuk menyiapkan hari pernikahan yang nyatanya sangat hancur ini. "Damn!" rutuknya masih tak terima jika Moonlight pergi dengan Bright dan meninggalkannya yang begitu sangat mencintai wanita itu. Sekali lagi Lucas bertanya pada dirinya sendiri, apa ia kurang mencintai Moonlight? Apa ia tak terlihat menyayangi dengan tulus wanita itu? Kenapa Moonlight tak melakukan saja rencana mereka yaitu menikah karena tentu saja Lucas akan melakukan hal yang sangat indah untuk Moonlight, bahkan tak menutup kemungkinan Lucas juga akan memberikan seluruh kebahagiaan hanya untuk Moonlight, hanya untuk kebahagiaan wanita itu seorang. Tapi apa yang Lucas dapatkan? Ia justru dibalas dengan pengkhianatan. Meskipun Lucas tau, Bright adalah lawan yang imbang karena nyatanya pria itu juga bagian penting dalam dunia ini, orang mana yang tak mengetahui siapa itu Bright? Pembalap yang begitu tampan dan mendebarkan jiwa semua wanita yang melihatnya di arena balap, tapi tetap saja Lucas merasa bahwa ia lebih dari Bright, setidaknya dua sampai tiga tingkat lebih baik dari si Bright. Tapi tetap saja Moonlight justru memilih si Bright dari pada dirinya yang sudah sangat mendedikasikan hidupnya hanya untuk Moonlight! Lucas menyenderkan tubuhnya di senderan kursi, tangannya memijit perlahan dahinya yang mengetat mencerna berbagai kejadian yang baru saja terjadi di hari ini secara beruntun, mulai dari kaburnya Moonlight dengan Bright, di susul dengan ia yang menikahi gadis random dan sialnya jutsru sangat aneh macam Ivory, dan terakhir adalah penyerangan itu. Sebenarnya Lucas tak begitu perduli lagi perihal penyerangan itu, karena nyatanya ia lebih unggul dan memang dari si musuh jadi tak jadi masalah. Tetap yang Lucas masih ingin ketahui adalah, siapa yang menjadi otak dari penyebrangan malam ini? Dan ada urusan apa ia dengan Lucas? Kenapa ia menyerang Lucas di depan mata publik? Apa dia begitu bodoh hingga membuat keributan yang bisa saja melibatkan warga sipil dan polisi setempat? Harus Lucas akui, mungkin ia kejam tapi tetap saja yang namanya warga sipil, artinya mereka tak bersalah sama sekali di dalam urusan dan bisnis haram mereka jadi tak mungkin Lucas melibatkan warga sipil barang sekecil pun!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN