Alex sudah hampir tidak sabar untuk membuka surat yang dititipkan pada kusir bibinya pagi ini.
Bagaimana bisa bahkan tulisan tangan Ethan membuat Alex semakin merindukan pemuda itu, mereka membuat janji akan bertemu sabtu sore di Hyde Park, Alex tau tempat itu juga tidak terlalu jauh dari Townhouse bibinya. Tanpa menunggu lama Alex segera menulis surat untuk James, perihal jadwal yang mereka sepakati. Tak lama surat jawaban dari James pun datang bersama dengan kembalinya kusir kuda bibinya. Dalam surat balasanya tersebut, Lord Winston berjanji akan menjemputnya sebelum tengah hari, dan Alex sudah tidak sabar dengan rencananya tersebut.
Alex sudah mulai gelisah sepanjang pagi ini, berharap Lord Winston benar-benar memenuhi janjinya. Tapi bagai mana jika Lord Winston hanya sedang mempermainkannya, apa yang harus dia lakukan, entahlah mungkin Alex akan tetap kabur jika James berani tidak datang.
Alex sudah hampir melompat dari tempat duduknya saat mendengar kedatangan James dari para pelayan bibinya.
Bibi Marry masih serius menyelesaikan sulamannya sampai pemuda itu datang dan ikit mengacaukan semua konsentrasinya.
Terlepas dari segala populeritas buruknya di luar sana James tetaplah seperti putra keduanya yang akan selalu di rindukan sang Bibi, terlebih sejak kepergian putranya George tentu kehadiran James bagaikan mantra kebahagiaan bagi seorang ibu.
James datang menghampiri sang bibi dan memberinya pelukan singkat, keluarga Harrington sebenarnya memang tidak terlalu taat pada standar tata krama inggris, meski demikian sang Countess yang separuh berdarah Skotlandia pun tetap berusaha menertipkan aturan itu pada keponakan perempuan nya.
"My Lady, apa anda sudah siap? " tanya James saat menoleh Alex yang langsung tersenyum dan mengangguk.
"Jangan membawanya pulang terlalu malam, meskipun dia belum diperkenalkan dalam debutan pertamanya tapi beberapa warga di London sudah mengenalnya sebagai keponakan Bibimu."
"Baiklah Bibi," James tersenyum patuh saat kembali mengecup punggung tangan sang Bibi.
James sengaja membawa kereta kuda lebih kecil untuk membawa Lady Alexsa berkeliling sore ini.
"Kita mau kemana? " tanya James saat kereta mereka keluar dari Townhouse bibinya di kawasan Berkeley street
, di sebelah Utara Green Park.
"Bagaimana jika Hyde park."
"Tidak banyak yang bisa kita lihat di taman bahkan aku melihatnya dari jendela kamarku setiap hari."
Tentu saja, karena Townhouse James berada di kawasan Park Land tak heran dia langsung terdengar bosan.
"Tak masalah aku hanya ingin kesana."
"Baiklah jika itu yang Anda inginkan, My Lady."
Jarak tujuan mereka tidaklah terlalu jauh hanya butuh waktu kurang dari dua puluh menit untuk mereka sampai di Hyde park, siang ini Hyde Park agak sepi. Sebenarnya ini juga kali pertama Alex datang ke tempat tersebut setelah sekian lama, meskipun dirinya sempat melaluinya beberpakali saat berkunjung ke London Alex memang sudah tak tertarik lagi untuk berlarian di taman setelah usianya lebih dari dua belas tahun.
"Maaf My Lady apa yang bisa kita lakukan di tempat seperti ini ?" tanya James bingung.
"Anda bisa menunggu di kereta aku bisa turun sendiri."
Alex benar-benar turun lebih dulu dari kereta kuda, dan iti benar-benar bukan tindakan yang patut bagi seorang Lady.
"Tunggu saya tidak bisa membiarkan Anda pergi sendiri," cegah James ketika buru-buru ikut turun.
"Aku janji akan baik-baik saja, Anda tidak perlu cemas, Lord Winston."
"Tidak aku tidak bisa," tolak James.
"Percayalah aku akan segera kembali."
"Seorang Lady tetap tidak boleh berjalan sendiri." James berusaha menemukan alasan yang masuk akal.
"Omong kosong, tidak ada yang akan mengenaliku sebagai seorang Lady di sini."
"Aku akan tetap mengantarkan Anda !" tegas pria itu saat menatap Alex.
"Baiklah, terserah saja jika Anda memaksa."
Karena kesal dengan tingkah James yang ternyata merepotkan Alex sengaja berjalan lebih dulu mengacuhkan teguran Lord Winston yang memintanya mengurangi kecepatan langkahnya, karena hawatir gadis itu akan tersandung ujung gaunnya sendiri.
Sampai sejauh ini James masih belum mengerti apa sebenarnya yang di inginkan gadis itu, masih berjalan mengabaikannya Alex segera berlari begitu mendapati seorang pemuda yang berdiri di sekat jalan setapak menuju danau.
"Sial ! ... sepertinya mereka sudah membuat janji," umpat James untuk dirinya sendiri saat dia hanya bisa berdiri di tempatnya menyaksikan gadis itu melompat dalam pelukan pemuda asing yang sepertinya sama tak bermartabatnya dengan Lady muda yang sudah kelewat batas itu.
Meski keadaan taman cukup sepi bukan berarti dirinya bisa bersikap seperti itu kecuali gadis itu sengaja ingin menciptakan sekandal baru yang jelas akan ikut mencemari nama keluarga Harrington.
"Oh, Ethan kau tau aku sangat merindukanmu, kuharap kau bisa bisa membawaku pergi sekarang juga."
"Aku janji akan menjemputmu sendiri jika kau memang tidak menginginkan semua ini."
"Berjanjilah Ethan, berjanjilah kau akan menjemputku dari tempat terkutuk ini."
Pemuda itu hanya mengangguk sebelum sesaat kemudia mereka kbali saling berciuman layaknya sepasang kekasih yang sudah lama tidak saling bertemu. Sementara dari tempatnya berdiri James tiba-tiba ingin mengutuk dirinya sendiri karena harus menyaksikan pemandangan itu di depan matanya.
"Hentikan hal konyol ini dan kita harus segera pulang, My Lady! "
James hampir ingin menarik lengan Alex andai bukan karena gadis itu lebih dulu menepisnya.
"Ingat suka tidak suka sekarang Anda seorang Lady, tidak seharusnya Anda bertingkah seperti seorang barbar, aku tidak peduli siapa pemuda yang bersamamu ini karena aku yakin akan membunuhnya dengan tanganku sendiri jika sampai pria tak bermartabat manapun berani mencemari nama keluarga Harrington! "
"Jangan konyol, tidak ada seorang pun yang akan mengenaliku," protes Alex.
"Jangan bodoh, kau turun dari keretaku, dan semua orang tau aku menjaga kehormatan bibiku."
"Oh,lantas kau pikir membawa janda mida keluarga Harington kedalam pelukan Anda itu tidak akan mencemari nama baiknya, ingat dia istri sepupumu Lord Winston !" triak Alex dengan bibir berdesisnya yang bergetar.
James masih syok dengan tuduhan keji yang baru saja di arahhkan kepadanya dengan berani oleh seorang gadis muda yang bahkan masih nampak begitu manis beberapa saat lalu.
Mereka masih saling menantang dan dan jelas tidak akan ada yang mau mengalah.
"Dia benar, pulanglah Alex, aku juga harus segera kembali ke estate," Ethan coba membujuk untuk menengahi, "ingat aku janji akan menjemputmu jika kau tidak menginginkannya."
Ethan kembali mengecupnya sekilas untuk membujuk lagi gadis itu.
"Maaf My Lord saya tidak bermaksud mengganggu hari Anda, Maaf sebaiknya saya permisi."
Ethan kemudian pergi setelah mengecup punggung tangan Alex yang masih tak bergeming.
"Apa sekarang kau puas !" pekik Alex sebelum berlalu pergi meninggalkan Lord Winston yang masih diliputi kemurkaan dan kemarahan yang sama sekali tidak Ia mengerti kenapa rasanya begitu buruk. Meski demikian James tetap berjalan mengekor di belakang Alex yang seolah ingin menendang benda apapun di depannya.
"Anda tidak perlu hawatir aku bisa pulang sendiri," ucapnya tanpa merasa perlu menoleh.
Lord Winston masih mengabaikan kemarahan gadis itu dan terus berjalan mengikutinya sampai mereka kembali mendekati kereta kuda.
"Kau mau kemana? "
James menegur Alex yang sepertinya benar-benar tak berminat untuk kembali kedalam kereta kudanya.
"Aku akan berjalan kaki, sebaiknya pergilah Lord Winston, aku sudah tidak membutuhkan Anda !"
"Tolong jangan bertingkah kekanak-kanakan, Lady," James menarik lengannya dan segera Alex pun menepisnya.
"Cukup, kau menjijikkan !" seolah gadis itu ingin mengibaskan bekas sentuhannya karena benar-benar merasa jijik.
"Kumaafkan Anda karena tidak paham dengan apa yang sedang Anda ucapkan, Lady," geram James saat coba menahan egonya.
"Omongkosong," Alex mengabaikannya dan berniat tetap pergi.
Karena kehabisan kesabarannya James merasa tidak memiliki pilihan lain kecuali harus membawa paksa gadis itu kedalam kereta kudanya.
Alex sempat kaget saat mendapati lengan keras James sudah melingkari pinggangnya dan seketika tubuhnya terangkat seperti karung gandum. Alex coba menggeliat dan menendang saat tiba-tiba James sudah melemparkan nya ke dalam kereta.
James segera mengunci pintu keretanya setelah mereka bedua berada di dalam.