BAB 11 KERETA

811 Kata
"Dengar, aku tidak peduli apa yang sedang kau pikirkan tentang reputasiku, tapi sungguh aku akan membunuh pemuda itu dengan tanganku sendiri jika dia berani menyentuhmu lagi !" "Berengsek apa pedulimu!" histeris Alex dengan kemurkaan yang membuatnya lebih mirip singa betina di banding Lady muda yang manis beberapa saat lalu. James berhasil menekan kedua tangan Alex yang masih berusaha memukulnya. "Bersikaplah tenang atau aku benar-benar akan mengikatmu." Alex bisa merasakan kemarahan Lord Winston tidak main-main, tapi tetap sama sekali tak membuatnya gentar. Alex berpaling untuk mengggigit lengan James, gadis itu benar-benar tidak kehabisan akal untuk berkelit. Suara bedebum terdengar dari dalam kereta dimana kusir sang Earl yang sedang menunggu di luar hanya bisa menggelengkan kepala dan bersabar, meski ini bukan kali pertama tuannya membawa seorang wanita kedalam kereta, tapi kali ini sepertinya tuannya tersebut benar-benar menemukan lawan yang seimbang. Suara bedebum kembali terdengar saat James tak sengaja mendorong tubuh Alex yang masih berusaha menyerangnya. Tubuh Alex hampir membentur sudut bantalan kursi saat James segera menariknya, tapi sayang gerakan tiba-tibanya tersebut justru membuat tubuh James jatuh terjengkang dengan posisi yang tidak menguntungkan. Alex duduk di atas tubuhnya yang jatuh ke lantai kereta di antara celah sempit kedua tempat duduk yang membuat mereka berdua akhirnya sama-sama sulit bergerak. Nafas mereka berdua masing saling berbenturan dengan sisa pergulatan yang memanas, Alex masih begitu kesal dan James harus menahan nafas, karena mendapati seorang gadis muda duduk di atas perutnya. Tentu harga dirinya sebagai laki-laki akan ikut hancur jika sama sekali tubuhnya tak terpengaruh oleh posisi sedemikian rupa, James coba menyapu sudut bibirnya yang ternyata berdarah. "Sial, aku tidak bisa memulangkanmu pada bibi dengan wujud seperti itu." Pandangannya menyapu pada tampilan gadis muda dengan sanggul sederhana mencuat berantakan dengan mata biru menusuk seperti mata pisau tajam yang di hujamkan tepat menembus jantungnya, karena rasanya menyakitkan. James masih tak menyangka bakal menemukan lawan yang seimbang seperti Lady Alexsandara Harringtoon, benar-benar gadis yang liar dan tidak masuk akal karena james juga barusaja membiarkan gadis itu mengigit bibirnya. Walau masih tak bergeming nafas Alex yang memburu membuat d**a penuhnya ikut bergerak naik turun dan semakin memanas ditiap tarikan, Alex juga masih merasakan bekas anyir dari darah James yang mungkin jadi ikut tertelan olehnya, tapi apa pedulinya pria berengsek memang layak mendapatkannya. ***** Lord Winston meminta kusirnya untuk membawanya kembali ke kediaman pribadinya di kawasan Park Lane, karena memang lebih dekat dan masih berada di kawasan Hyde Park. James membeli Townhouse nya tersebut dari seorang Marquess, bangunan itu sudah bukan merupakan bangunan asli setelah sempat mengalami beberapa pergantian kepemilikan. Sudah banyak bagian dari bangunan yang sudah di pugar dan mendapat beberapa perluasan sebelum James membelinya, dia hanya menambahkan tampilan pilar-pilar klasik untuk menyesuaikan keindahan Townhousenya tersebut. Pada masa itu banyak bangsawan membangun hunian di kawasan Park Lane dengan harga yang tidak murah karena di anggap layak untuk menaikkan status sosial, maka jangan heran jika kemegahan arsitektur bisa menjadi lambang dari kesuksesan seorang bangsawan. Jujur Alex mengakui keindahan townhouse tersebut, Alex masih melihatnya kagum dari jendela terbuka di sampingnya saat kereta mereka mulai menepi untuk berhenti, tapi karena kesal Alex sama sekali tidak berminat mengajak James bicara. Berkelahi dengan seorang gadis tentu buka sesuatu yang pernah James bayangkan sebelumnya. "Sampai kapan kau akan mengunci bibir mu?" "Diamlah bangsawan barbar," ketus Alex cukup menyengat telinga. Entah kenapa tiba-tiba hal itu hampir membuat James tertawa, meski pun demikian Lord Winston tetap bertahan untuk menjaga wibawanya. Sesampainya di kediamannya, Lord Winston segera mengutus beberapa pelayannya untuk mendapatkan gaun senada dengan yang sedang di kenakan sang Lady, dia juga menyuruh mereka kembali dengan penata rambut. Rambut Alex yang sempat ikut berantakan karena perkelahian koyol mereka barusan benar-benar perlu sentuhan tangan ahli yang jelas tidak tersedia di kediamannya. James memang sudah membuat gadis itu begitu berantakan, dia sendiri juga tak menyanka sudah tega berbuat seperti itu. Tapi sepertinya Lady Alexsandra Harrington bukan hanya sekedar keras kepala tapi dia juga gadis muda yang bisa begitu cepat pulih untuk membenahi mentalnya. Alex sama sekali tidak nampak syok, takut atau pun gentar untuk menghadapi James, bahkan dia sudah sangat begitu berani untuk kembali menantang nya jika perlu. Mungkin gadis lain masih akan menangis, merengek atau bahkan trauma setelah mendapatkan perlakuan macam itu dari seorang pria, tapi sepertinya semua itu memang sama sekali tidak berlaku bagi Alex. Hari sudah menjelang sore saat Alex kembali siap dengan gaun barunya. Mengenakan gaun pink pucat senada dengan tatanan rambut sederhana membuat gadis itu nampak lembut andai saja sepasang Netra birunya itu tidak nampak begitu nyata menusuk dengan kebisuan yang menjengkelkan, James mulai berdoa dalam hati semoga bibinya tak menyadari perbuatannya. Lord Winston mengantarkan Lady Alexsa dengan kereta kuda baru, mereka sampai di depan Townhouse keluarga Harrington sebelum hari gelap. "Kuharap Anda masih bisa tersenyum setelah kegiatan jalan-jalan kita yang menyenangkan sore ini, My Lady." Tanpa bicara Alex hanya memelototinya. "Percayalah bibimu perlu melihat keponakannya yang bahagia," bisik James lagi sebelum mereka memasuki pintu. *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN