Entah sejak kapan dan siapa yang menempatkanya, mendadak Zetta mendapati ada bangku taman di situ. Zetta menyaksikan, di sanalah gadis yang tadi dilihatnya berada di dalam kamarnya, duduk termenung. Entahkah meratapi nasib, atau sedang mengenang sebuah masa yang takkan mungkin kembali. Gaun putih bersih yang dikenakan gadis itu menyentuh hingga ke tanah. Gadis itu hanya terlihat dari samping, rambutnya yang panjang menghalangi Zetta memandang pipinya. Sesaat kemudian, Zetta melihat gadis itu menangis tersedu-sedu. Pundaknya kembali terlihat naik turun seiring isakannya.

