“Tolong! Tolong! Tolong saya!” teriak Laksmi makin keras. Gadis itu mengabaikan darah yang membanjir dari kepalanya. Bahkan rasa takutnya yang demikian hebat telah mengalahkan rasa sakit akibat luka di kepalanya. Tangan Laksmi yang gemetar berusaha menekan seat belt dan membuka kaca mobil, agar dapat mengundang perhatian orang yang melintas di jalan. Malangnya, keadaan jalan terlampau sepi. Jangankan pejalan kaki, satu kendaraan saja tak ada yang melintas di sekitar mereka. Laksmi menangis ketakutan, seolah merasa nyawanya tengah berada di ujung tanduk saja. Seumur hidup, belum pernah diriya dicekam rasa panik sebesar ini. Dengan ekor atanya, Taufan memer

