Author’s POV Giandra berbaring di kamarnya. Suhu badannya masih hangat dan mulutnya masih pahit untuk mengunyah makanan. Seharian ini dia hanya makan sedikit bubur ayam yang dibuatkan Derra. Adiknya yang manja itu sedang semangat-semangatnya belajar masak. Tahu kakak kesayangannya sakit, dia menyempatkan waktu untuk memasak. Rasa masakannya tidak bisa dibilang buruk, meski tidak istimewa juga. Tapi di depan Derra, dia mengatakan kalau masakannya sangat enak untuk menyemangati adiknya agar semakin semangat belajar memasak. “Gi ayo diminum dulu obatnya.” Wida, ibu Giandra menyiapkan obat dan segelas air putih. Giandra menurut meski ia paling tak suka jika harus minum obat. “Istrimu itu ya kebangetan. Tahu suami sakit malah nginep di rumah orangtuanya. Harusnya pulang, merawat kamu. Benar

