Ara bersama mertuanya sedang asik menyiram tanaman di balkon lantai tiga tempat mertuanya meletakkan berbagai macam tanaman yang ia tanam sendiri di dalam pot. Matahari yang awalnya malu malu menunjukkan sinarnya itu perlahan mulai menyalurkan rasa hangat dari sinarnya. Cahaya matahari menerpa kulit Ara, membuatnya bersinar dan tampak lebih putih dan bercahaya. Raka sudah berangkat pagi tadi, sehingga di rumah hanya ada dirinya dan mertuanya saja. “Gimana perasaan kamu menjelang lahiran, Ara?” tanya Diah seraya memotong daun daun kering menggunakan gunting yang ia pegang. “Deg-deg-an, Ma. Tapi Ara berkali kali yakinin diri Ara sendiri bahwa Ara bisa lewatin semuanya,” balas Ara tanpa ragu. Ara menyemprot beberapa tanaman hias yang membutuhkan air sedikit. Membantu mamanya seray