Pagi sekali, saat Ara membuka kedua matanya, hal pertama yang ia lihat adalah Raka yang sudah bangun dan memperhatikan dirinya. Ara sempat terkejut, namun ia segera merubah ekspresinya. Alhasil Raka dan Ara saling menatap satu sama lain. Pagi itu Ara merasa tidak enak badan, dan ia malas sekali untuk beraktifitas. Lagi mama mertuanya belum pulang dari luar kota, Ara bingung harus melakukan apa. Biasanya pagi pagi jika mama mertuanya ada di rumah, beliau selalu mengajak Ara untuk olah raga pagi, setidaknya Ara dibawa berkeliling sekadar terkena sinar matahari. Raka sendiri tidak tahu motifnya apa memperhatikan Ara. Ia sama seperti Ara, malas melakukan apa apa. Kejadian semalam menguras tenaga Raka, padahal semalam ia tidak melakukan banyak hal selain stress memikirkan bagaimana menyelesaik