Ara yang sedang membereskan gelas gelas sontak terhenti gerakannya. Gadis itu beralih menatap kedua mata Raka. Karena terlihat serius, alhasil Ara duduk di hadapan Raka. Ia menunggu Raka untuk bicara. Sudah tahu apa yang akan mereka bicarakan. Pasti tidak jauh jauh dari kejadian tadi.
“Ini yang saya takutkan,” ucap Raka.
“Kak Raka takut apa?” tanya Ara masih berusaha untuk tetap tenang.
“Mama,” balas Raka singkat.
“Kenapa sama mama?”
“Saya di awal sudah bilang sama kamu untuk nggak terlalu deket sama mama, karena hal ini. Dan ketakutan saya menjadi nyata. Mama lebih bela kamu dibanding Fiona,” jelas Raka. “Kamu hanya beberapa bulan tinggal di sini tapi sudah berhasil ambil hati mama. Kamu cari muka, ya?”
“Jadi Kak Raka takut kalau mama lebih belain aku dibanding Kak Fiona?” Ara m
