Part 23

2112 Kata

Maharani meninggalkan kediaman mertuanya dengan perasaan lega. Meski lelehan asin masih saja mengalir, bukan berarti ia menyesali keputusannya meminta cerai pada sang suami. "Aku antar pulang." Amir menahan tubuh sang istri yang saat itu sudah berada di ambang pintu. Maharani membalikkan badan. Sedikit mendongak, menatap sendu pada Amir. "Maaf, Mas. Tapi aku nggak bisa melanjutkan pernikahan ini. Terlalu sulit untukku. Perbedaan status sosial kita begitu jauh dan aku baru menyadarinya sekarang. Aku, sampai kapan pun tidak akan pernah menjadi bagian keluarga Mahardika," ucapnya pelan. "Temani aku berjuang untuk meyakinkan kedua orang tuaku lagi ... buktikan kalau kamu memang layak menjadi pendampingku. Aku mohon! Kita berjuang bersama. Aku mohon ...." Amir menangkup kedua pipi Maharani,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN