Ternyata, Titanoboa itu bergerak agar mereka bertiga berada dalam lingkaran tubuhnya. “Oh, Tuhan … aku sungguh tidak percaya ini. Apakah dia sengaja supaya kita aman?” Hugo terperangah, menatap tubuh besar itu seakan menjadi pagar bagi mereka. “Hewan ini seperti sedang berterima kasih padamu, Zea.” Ia melirik dr. Viona. “Tapi bagaimana mungkin, Dok?” “Padahal, tadi dia memejamkan mata. Aku pikir dia sudah terlelap karena pengaruh Zingi curas, tapi ternyata tidak.” Zea berjalan ke arah sana, mendekati wajah Titanoboa yang berada di dalam lingkaraan. “Mungkinkah dia bisa memahami bahasa kita? Maksudku, dia peka terhadap suara kita?” Dr. Viona mendekati Zea. “Semua hewan memiliki kepekaan masing-masing, Zea. Kenapa kau menjadi bingung?” Zea menatap lekat dr. Viona. “Sebenarnya aku masih