Langkah Adiraja mengisi lorong-lorong mansion yang sepi dengan dentingan berat dan berwibawa. Setelan hitam di tubuhnya masih utuh, namun matanya yang tajam menyimpan gelombang keputusan—gelap, berat, dan penuh kemungkinan berdarah. Dia harus kembali turun ke jalur bawah. Dunia yang dulu ia tinggalkan untuk hidup lebih "bersih", terlebih saat ini ada Nayara bersama. Tapi kini, ketika ancaman datang dari darah dagingnya sendiri, Adiraja tahu: tak ada waktu untuk ragu. Namun sebelum itu… dia harus memastikan satu hal. Nayara. Istrinya. Perlahan ia membuka pintu kamar tidur mereka. Cahaya ruangan sudah diredupkan, menyisakan siluet tenang dari ranjang besar berbalut linen putih. Tapi kosong. Tidak ada tubuh kecil Nayara yang biasa terbaring dengan napas tenang di sana. Kening Adiraja be

