Nazla tersentak. Jelas ia tak percaya dengan apa yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimana dengan tiba-tiba Dayan menghajar Tama hingga lelaki itu tersungkur. Dayan yang Nazla tunggu-tunggu selama tiga hari kedatangannya, dan justru membuat Nazla sedih seharian ini, kini hadir di hadapannya dan langsung main hajar orang saja. Tak kenal pula. Tama tak tahu jika ia akan diserang. Itu sebabnya ia langsung jatuh terjerembab. "Dayan. Apa yang kamu-" Seolah tuli, lelaki itu kembali meraih kerah baju Tama dan kembali melayangkan pukulan ke arah Tama. Tama kembali tersungkur. Ia mengumpat dalam hati. Sungguh, ia tak tahu akan jadi bulan-bulanan lelaki yang sangat Nazla cintai ini. Melihat Tama yang tak melawan, Nazla merasa kasihan. "Dayan hentikan!" Nazla berteriak kencang. Ten