Malu, satu kata yang mewakili perasaan Dira. Bisa-bisanya mulutnya memuji Dipta tadi subuh. Mana kedengeran lagi orangnya. Kan, bisa keras kepala itu tadi suaminya. Eh, suaminya? Dira merutuki hatinya yang mengakui Dipta sebagai seorang suami. “Aku suka.” Ujar Dipta tiba-tiba, membuat Dira menolehkan kepalanya. Sesaat rasa malunya hilang. Berubah menjadi perasaan was-was. Bisa gila dia kalau Dipta mengungkit masalah habis subuhan tadi. “Suka apaan?” tanya Dira mengalihkan pandangannya dari jalan ke arah Dipta. Dira menyerngit heran saat Dipta justru senyum-senyum tidak jelas. “Suka Upin Ipin eh?” tanya Dira mencoba mengalihkan pembicaraannya dengan Dipt. Bener kan pertanyaan Dira? Dipta kan emang suka Upin-Ipin. Ini bukan tuduhan, atau fitnah belaka. Faktanya anak laki-laki di samping