Dira tersenyum hangat saat jemari Dipta meremas jemarinya pelan. Sudah satu bulan mereka mengarungi yang namanya pernikahan muda. Keduanya berjanji akan saling menerima satu sama lain. Mencoba melupakan masa lalu yang pernah terjadi sebelum perjodohan mereka terjadi. “Jadi mau makan apa?” tanya Dipta pada Dira. Dira menggelengkan kepalanya. Perutnya masih kenyang memakan popcorn yang sedari tadi Dipta suapi di dalam teater room. “Kok geleng sih Dir? Nggak laper?” tanya Dipta lagi. “Masih kenyang Dip, ngantuk.” Ujar Dira menyandarkan kepalanya dibahu Dipta. Ah, perasaan ini. Perasaan senang yang menyusup dihatinya ini, bagaimana Dipta bisa menggambarkannya. Rasanya coretan tinta pun tidak ada yang bisa menggambarkan perasaannya jika hanya pada selembar kanvas saja. Dulu, Dipta hanya bi