Sampai dirumah, Nisa kaget karena melihat keadaan menantunya, Dira yang dibawa oleh putranya. Keadaanya sangat sulit untuk dijelaskan. Rambutnya tidak rapi seperti biasanya. Pipi kanan membiru seperti bekas tamparan. Karena jelas sekali ada cap jari di pipi kanan menantunya itu. Nisa benar-benar syok melihat itu. Dipta mengucapkan salam, lalu izin pada Bundanya untuk membawa Dira kedalam kamar. Dipta membaringkan tubuh istrinya. Istrinya masih terisak. Hatinya hancur melihat keadaan Dira. Dipta kecewa pada dirinya sendiri. Akibat kemarahannya, Dipta menelantarkan Dira. Dipta tidak ada disamping Dira, hingga Dira mendapatkan kejadian buruk seperti ini. Dipta hendak beranjak dari ranjangnya. Namun tangan Dira menggenggam lengannya erat. Dengan masih terisak Dira menahan lang