Talita bergegas menjauh dari tubuh Zain, hatinya saat itu tak karuan, bagaimana ia menjelaskannya kepada ibu mertua yang baik itu, keadaan ini sudah pasti akan membuat pikiran ibu mertua dan semua orang menjadi salah paham. Ya Tuhan harus kah ini terjadi, tangan Talita menggenggam erat satu sama lain, ada yang berdetak hebat dalam dadanya. Sedangkan Zain hanya diam dengan wajah tanpa merasa bersalah sama sekali. Tapi ya mau bagai mana, memang seperti itulah wajahnya. Jarang sekali wajah itu terlihat sedih meski mendapat penolakan atau pun makian dari Talita. Heran. Bebal sekali, pikir Talita. Inilah yang ditakui Lita. Ibu Mertuanya sendiri wajahnya sedikit terheran saat melihat menantunya duduk bersebelahan dengan pria lain, bahkan sangat dekat. Sejak tadi ibu melihat keduanya dari ja