Air mata itu terus berderai. Sesuatu yang membuat Candra tak sanggup lagi melihat luka batin yang harus dirasakan oleh istrinya. Di bawah alam sadarnya, tangannya tergerak, mencoba mengusap wajah yang basah milik wanita ayu itu. Ada keinginan untuk se -segera mungkin menghajar pria b******k bernama Zain. Jika saja bisa, dengan sesuka hati dia hancurkan lelaki itu. Dan kali ini ia tidak akan berhenti sebelum benar-benar menghancurkan Zain. 'Benar Zain tak boleh dibiarkan. Jika dia datang dan akan meneror Talita lagi aku akan ....' Bahkan ucapan dalam hati Candra menggantung. 'Tidak! Itu tidak akan kubiarkan!' "Sudahlah Dik, jangan lanjutkan tangismu lagi, Mas tidak sanggup melihat ini." Candra mengucap seiring jemarinya yang mengusap air mata istrinya. "Mas, aku menyesal, aku seorang I