Zain membuang napas berat sebelum mengucap terakhir kali yang membuat Talita semakin sedih. "Aku ... hanya ingin memperjuangkan anakku agar bisa menebus semua kesalahanku." Suara lirih Zain seperti dentuman suara keras yang memukul hati Talita. Wanita itu menangis. Ada rasa bersalah yang menyeruak memenuhi hati. Ia berpikir, jangan-jangan sikap kasar dan penolakannya pada Zain justru membuat pria yang mau berubah jadi baik itu, tidak mencapai tujuannya dan malah makin jahat. 'Astagfirullah. Benarkah aku yang menghalangi Zain bertaubat?' sesalnya dalam hati. "Aku pegang janji kamu Talita, ingat aku akan bisa lakukan yang lebih dari ini!" Zain berucap menekan dengan kata-katanya. Hingga terasa oleh Talita tak ada dorongan yang kuat lagi dari arah luar kamar. Talita melebarkan mata.