Yuda terlihat memucat, kemudian menguasai diri dengan tertawa sumbang. "Buat apa? Itu tidak penting." "Sangat penting supaya kau bisa membuktikan bahwa kau benar- benar sakit." Rahang Yuda mengeras, dia agak marah. "Kenapa? Kenapa kau tak percaya padaku Naima?" Naima menghela nafas lelah. "Karena kau pernah membohongiku, aku bukan orang yang cepat melupakan kesalahan orang lain." "Naima, kau berubah." "Aku berubah karnamu, aku tak ingin lagi jadi wanita lemah yang meratapi kepergianmu seperti orang bodoh, hubungan kita sudah selesai delapan tahun yang lalu...." Naima mengambil tasnya, berjalan keluar dengan kesal. Saat ini dia benar benar butuh pelukan Rangga. ****** Naima mengusap wajahnya, terbukti sudah, tiga jam dia melacak keberadaan Lusi, dia berhasil menemukan nomor tel