Mau Pergi Kemana?

1159 Kata

Mau pergi ke mana? Pertanyaan itu hanya berputar dalam hatiku setelah Dirga—Om Dirga—pamit. Ya, sekarang aku memanggilnya Om, setelah dia merengek tidak karuan selama beberapa hari hanya karena aku memanggilnya dengan nama depan. Menyebalkan, tapi… yah, aku turuti saja. “Jangan sedih terus hanya karena rambut ya. Nanti juga tumbuh lagi,” ucapnya saat aku tak kunjung bicara. Aku menghela napas panjang, berat. “Sekarang aku nggak tahu harus apa.” “Sayang—” Aku menatapnya dengan mata membulat, dan dia langsung meringis. “Ra,” dia mengoreksi cepat. “Setelah kamu pulang nanti, kamu kan harus menjalani masa pemulihan. Kaki kamu belum boleh dipakai jalan dalam waktu dekat.” Aku memalingkan wajah ke arah jendela. “Lebih baik aku pulang ke Solo aja.” Om Dirga terlihat bingung. “Loh, ke So

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN