Setelah cukup lama mengobrol, Adit pun kemudian pamit. Rere mengantarnya hingga ke depan. Wajah Rere dipenuhi raut kebingungan. Semua yang baru saja diceritakan oleh Adit jelas membuatnya terkejut. Rere tidak habis pikir Airin bisa mengambil keputusan gila seperti itu. Terlebih dia dalam keadaan hamil besar. Semua terasa terlalu mengada-ada bagi Rere. Ia yakin bahwa Airin tidak serius dengan keputusannya. "Nanti aku akan coba bicara sama Airin. Dia tidak mungkin mengambil keputusan bodoh seperti itu. Dia hanya sedang sensitif. Mungkin bawaan bayi di kandungannya atau mungkin juga memang karena kamu." Rere menatap Adit lekat-lekat. Adit yang hendak masuk ke dalam mobilnya itu termangu. Ia meneguk ludah dan tidak menanggapi apa yang baru saja dikatakan Rere. "Sebaiknya kamu tidak usah men