Bab.10a(season dua)

1039 Kata
Lena membuka matanya perlahan ketika bisa merasakan hangat nya napas seseorang dari tidur nya. "Pak Peter?" Panggil Lena yang melihat wajah Peter terlalu dekat dengan nya. Peter tidak menghindar lagi, dirinya menatap mata, hidung dan mulut Rena secara bergantian seakan ingin lebih mengenal wanita itu semakin jauh lagi. Lena bisa melihat Peter yang menelan saliva nya seakan tengah menahan sesuatu didalam dirinya. Hingga pada titik terakhir pria itu menatap bibir Lena, Peter tanpa berfikir lagi mencium bibir sang wanita membuat Lena melebarkan matanya karena terkejut. Byurrrrr!!!! Suara hujan di malam ini yang semakin deras terlihat dari luar jendela, membuat kedua insan ini saling menyalurkan hasrat mereka. Lena tak mau membuang waktu lagi dan tidak memanfaatkan keadaan dengan baik. Entah Peter sedang dalam keadaan tidak sadar ataupun sebalik nya, Lena menyukai dan bahkan mau waktu berhenti sekarang juga. "Aku menyukai mu." Ujar Lena setelah melepas ciuman mereka. Peter terkejut mendengar ucapan itu. "Lena, sepertinya perasaan mu salah." Ucap Peter membuat Lena melebarkan mulut nya tidak menyangka dengan jawaban dari Peter saat ini. "Maksud kamu perasaan ku ini palsu?" Tanya Lena. Peter terdiam dan bingung, bukankah ini adalah hal yang dia inginkan selama ini. Ia juga menyukai Lena, tapi kenapa hati nya tidak mau Lena ikut mengungkapkan perasaan itu. "Kita pulang dulu dan bicarakan setelah nya." Ujar Peter kembali menyetir. Lena menghela napas nya dengan berat, pertanyaan cinta disaat seperti ini memang salah. Lagian juga kenapa mulutnya tidak bisa menahan kalimat cinta itu. "Aku yang bodoh." Gumam Lena. Tak bisa menahan kesedihan nya, Lena tak sadar meneteskan air matanya saat itu. "Bisa turunkan aku disini?" Tanya Lena tanpa mau melihat Peter. Peter tidak setuju dan bilang tidak akan menurunkan Lena dimanapun, wanita itu tetap harus ikut dengan nya sampai kerumah. "Aku ingin turun Peter, biarkan aku sendirian malam ini." Ujar Lena membuat Peter menepikan mobil nya. Lena tanpa basa-basi turun dari mobil nya dengan tangisan yang pecah, wanita itu berlari sejauh mungkin dari mobil sang pria. Peter yang melihat itu berusaha mengejar Lena hingga ke ujung sampai dimana Lena berhasil bersembunyi dan menghindari Peter. Lena belum siap dengan kata atau mungkin kalimat yang akan di sampaikan Peter setelah ini, cara pria itu menolak perasaan nya Lena benar benar beluk siap mendengar semua nya. "Aku... hiks...sangat mencintai nya." Ucap Lena yang berjalan di pinggir jembatan. Wanita itu menangis tersedu-sedu dengan airmata yang banyak berlinang di pipi cantik nya. "Kenapa rasanya sesakit ini, padahal Peter belum mengucapkan penolakan secara nyata." Gumam Lena pada dirinya sendiri. Hingga kepalanya pusing karena baru saja ada seseroang yang membekap mulut nya dari belakang. Mata hari pagi menyilaukan penglihatan Lena. "Dimana ini?" Tanya Lena melihat sekitar nya yang terlihat sangat asing. Lena kembali mengingat kejadian tadi malam, dirinya bahkan menangis lagi pagi ini. Menerima penolakan memang salah satu yang paling menyakitkan dalam urusan cinta. "Sudah bangun?" Ujar seseorang dari sebrang pintu. Lena melebarkan matanya melihat seseorang yang dikenal nya dekat disana. "Kak Roni!" Ujar Lena sembari berlari memeluk pria yang bernama Roni itu. Roni adalah kakak sepupu dari Lena, mereka adalah teman sekaligus saudara yang memiliki hubungan sangat baik. "Kok bisa aku disini?" Tanya Lena. Roni tersenyum. "Mamah mu meminta ku menculik mu, katanya kalau dengan cara baik- baik kamu belum tentu mau balik kerumah." Ujar Roni. Lena terdiam. "Tapi sekarang aku ada dirumah kakak." Ujar Lena yang diangguki Roni. "Aku tahu kamu gak akan nyaman kalau tinggal dirumah besar, jadi aku bawa kemari." Ucap Roni membuat Lena tersenyum lebar. Lena mengingat sesuatu. "Ibu masih di tempat nya?" Tanya Lena yang menanyakan tentang ibu angkat yang selama ini menjadi orang tua kedua nya. Lena bekerja selama ini juga untuk membantu perekonomian orang tua angkat nya. Ia tidak mau mengambil sepersen pun uang dari sang mama kandung nya. "Aku sudah mengurus ibu mu." Ucap Roni pada Lena. Memang hanya Roni yang mengetahui nya memiliki ibu angkat, Lena bersyukur memiliki kakak sepupu seperti pria itu. "Aku lapar." Ucap Lena sembari mengelus lembut perut nya sendiri. Roni tertawa kecil lalu membawa adik sepupu nya itu ke dapur rumah nya. "Aku hampir gak ngenalin rumah kakak lagi, udah berapa tahun gak tinggal bersama." Ujar Lena. Roni mengangguk sembari membantu Lena mengambilkan beberapa lauk untuk wanita itu. "Makan yang banyak." Ucap Roni sembari melirik mata sembab Lena. Ia tahu betul lewat laporan yang di kabarkan oleh suruhan nya tentang Lena. Wanita itu, tadi malam menangis setelah keluar dari sebuah mobil yang berisikan satu pria disana. Peter tidak bisa menemukan Lena pun itu karena suruhan Roni yang mengelabui pria itu dengan memberitahu bahwa keberadaan Lena ada di sebrang jalan. Roni ingin menanyakan masalah Lena saat ini. Tapi ia tak mau wanita itu menjadi kembali sedih pagi ini. "Kamu baik-baik saja?" Tanya Roni. Lena mengangguk kencang. "Jelas kalau aku baik-baik saja, seperti yang kakak lihat." Ucap Lena sembari tersenyum lebar. "Cukup sampai sini saja. Jangan buat dia menangis lagi Roni." Pikir Roni saat ini. Roni mengusap lembut rambut Lena. "Habis makan mandi ya, udah aku siapkan baju ganti dikamar mu." Ujar Roni. Lena melebarkan matanya. "Pakaian dalam juga?" Tanya Lena yang diangguki Roni. Lena mengangguk dan menatap Roni dengan pandangan bangga. "Kakak masih jago dalam ukur mengukur d**a wanita hanya dengan melihat nya?" Tanya Lena. Roni tersenyum miring lalu mencubit pipi Lena yang terlihat semakin tembam. "Kamu makan mulu ya akhir-akhir ini, lihat pipi mu sekarang." Ujar Roni membuat Lena memegang pipi nya untuk merasakan ke gendutan nya. Apa Peter menolak, karena aku sudah terlihat gendutan. "Apa aku masih cantik saat memiliki pipi tembam?" Tanya Lena. Roni memgangguk. "Masih cantik seperti dulu, apa yang harus kamu khawatirkan dalam dirimu Lena?" Ujar Roni. Lena menggeleng sembari tersenyum kecil. "Apa yang membuat seseorang laki-laki mencintai wanita?" Tanya Lena dengan random. Roni yang mendapat pertanyaan seperti ini cukup bingung dengan jawaban yang akan ia sampaikan pada Lena. "Kenapa tiba-tiba nanya begituan?" Tanya Roni. Lena menggeleng. "Cuma ingin tahu saja, memang nya aku gak boleh tahu?" Tanya Lena bercanda. Roni menyilangkan kedua tangan nya telat di depan d**a nya sendiri. "Gimana ngomong nya ya, yang pasti kalau aku....selagi merasa nyaman berada didekat nya, aku pasti menyukai wanita itu. Nanti akan diikuti dengan perasaan yang ingin selalu melindungi nya." Ucap Roni sembari menatap mata Lena yang juga sedang memperhatikan ucapan sang kakak sepupu. Selamat membaca kelanjutan nya, di bab selanjutnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN