Beberapa tahun kemudian. “Wah cantik banget.” Ujar Clarissa ketika menengok anak dari Peter saat itu bersama Keiden dan anak nya sendiri yang sudah berumur dua tahunan.
“Sudah kasih nama?” Tanya Clarissa pada Lena.
Lena menggeleng, padahal dirinya sudah janji akan menamai anak nya dengan bagus. “Kamu bisa bantu aku namain.” Ujar Lena.
Clarissa menggangguk. “Karena nama anak ku Candy, gimana kalau nama anak mu Erik.” Ujar Clarissa.
“Erik Orlando melben.” Ujar Lena pada akhir nya menyetujui usulan Clarissa.
“Hai, adek Erik. Kak Candy disini, loh.” Ujar Clarissa sembari melirik anak yang kecil saja sudah kelihatan cantik nya, sama seperti Erik yang sangat mencerminkan wajah kedua orang tua nya.
“Mungkin anak kita aja menjadi idola di sekolah.” Ujar Clarissa yang disenyumi oleh Lena.
Peter dan Keiden hanya melihat kedekatan istri mereka saja saat itu. “Bagaimana dengan menjodohkan anak mu dan anak saya suatu hari nanti.” Ujar Keiden.
Peter menggeleng. “Saya tidak bisa janji, karena Erik akan menjadi adik yang baik untuk kakak wanita nya Candy.” Ujar Peter yang diangguki oleh Keiden.
“Kamu termasuk cepat juga punya anak, udah rencanain dari awal ya?” Ujar Keiden.
Peter tersenyum kecil, pria itu juga tidak pernah menyangka Lena akan cepat hamil dan melahirkan. Waktu seakan berjalan dengan cepat. “Saat itu, Lena sering memberikan jatah.” Gumam Peter.
Keiden tidak bisa mendengar nya dan kembali bertanya, tetapi dengan cepat Peter mengglengkan kepalanya. “Bukan apa-apa.” Ujar Peter kepada bos nya itu.
“Bagaimana sekarang mengurus kantor cabang?” Tanya Keiden.
Peter mengangguk. “Lebih sulit tapi itulah kerjanya seorang pemimpin, terimakasih sudah mempercayakan nya kepada saya pak Keiden.” Ujar Peter yang disenyumi oleh Keiden.
***
Hingga, tak terasa tujuh belas tahun kemudian tiba.
“Sudah mau berangkat sayang?” Tanya Clarissa pada anak nya yang baru turun dari anak tangga terakhir.
Candy mengangguk. “Aku makan roti aja ya mah dijalan, udah telat banget nih.” Ujar Candy sembari melihat jam ditangan kiri nya.
Clarissa mengangguki, lalu melihat ke arah kanan dan kiri sudut ruangan makan mereka. “Papa sama adik mu kemana?” Tanya Clarissa kepada Candy.
“Paling seperti biasa, kajian pagi dulu sebelum berangkat sekolah.” Ujar Candy yang diangguki oleh Clarissa.
Clarissa memberikan anak nya bekal roti dan mengizinkan nya pergi dengan motor yang baru saja di dapatkan Candy dari sang papah.
Keiden sebenarnya sangat berat hati ketika ingin memberikan sepeda motor, ia tahu anak nya seorang perempuan dan menurutnya tidak terlalu pantas saja menaiki sebuah motor. Lebih tepat nya berbahaya dan lebih beresiko, awalnya Keiden sempat menawarkan mobil tapi ditolak oleh anak pertama nya itu.
Sesampai nya disekolah, seperti biasa kedua teman baik nya menunggu di pintu parkiran motor. “Baru dateng, tumben banget rada siangan?” Tegur salah satu teman nya.
Candy mengangguk, lalu tersenyum tipis. Setelah membuak helm nya, wanita itu menghampiri kawan nya dan masuk kedalam kelas bersama.
Melihat didepan nya ada pria bernama Erik, otomatis Candy pun bersembunyi dibalik punggung kedua teman nya. “Pasti karena Erik lagi?” Ujar Bianca salah satu sahabat Candy.
“Permen ku lagi malu-malu kucing nih!” Ledek Erik sembari mendekat pada Candy yang notabe nya adalah wanita cantik nan polos berbeda dengan kedua teman nya itu.
“Erik udah deh, jangan ganggu Candy dulu.” Ujar Rahel salah sahabat nya Candy juga.
Erika mengangguk tetapi tangan nya menarik pergelangan tangan Candy dan tan lupa dicium nya. “Selalu harum, aku suka loh.” Goda Erik.
“Erik!” Teriak salah satu wanita tepat didepan pintu kelas mereka.
Erik menghela napas nya berat sembari melepaskan tangan Candy. “Kamu mau ngapain sama cewek itu?” Tanya wanita yang baru datang itu, dia adalah salah satu yang mengaku sebagai pacar Erik.
“Kamu gak lihat, aku lagi sama Candy?” Tanya Erik dengan sinis pada wanita yang bernama isabel.
Isabel mengepalkan tangan nya karena kesal, lalu hendak menampar Erik tapi pria itu lebih dulu menahan nya. “Aku gak pernah anggap hubungan kita lebih dari bersenang-senang Isabel, pacarku itu ya cuma satu Candy.” Ujar Erik sembari tersenyum m***m pada Candy yang ketakutan.
“Apaansih, ada-ada aja!” Kesal bianca lalu menarik tangan Candy untuk duduk diatas kursi mereka.
Erik yang melihat itu mengikuti Candy dari belakang. “Aku menyukai nya, seperti namanya Candy. Dia manis dan buat aku ingin mengemutnya, seperti permen.” Ucap Erik membuat seisi kelas terkejut dengan perkataan m***m pria itu.
Sedangkan Candy merasa sangat malu, walau Erik adalah pria populer yang dikenal punya banyak simpanan wanita. Tetap saja, rasanya dirinya tidak pernah tertarik pada pria itu malah bisa dibilang jijik. Apalagi kejahilan Erik yang setiap saat menganggu nya dan aksi itu lancar-lancar saja ketika mereka memang berada di satu kelas yang sama.
Saat istirahat makan siang, bianca dan rahel harus menghadap seorang guru karena jawaban ulangan mereka terlalu mirip. Sedangkan Candy harus sendirian ke kantin dan menunggu teman-teman nya disana. “Bakso satu ya bu.” Ucap Candy.
Candy berfikir apa ia harus pindah sekolah saja, seperti yang papa nya Keiden dulu katakan padanya bahwa dirinya seharusnya setuju saja saat ditawari bersekolah di tempat orang-orang kaya raya.
Tapi kalau ia setuju saat itu mungkin saja dirinya tidak bisa mendapatkan sahabat seperti bianca dan rahel. Saat bakso dan es teh manis nya datang, Candy meminum lebih dulu minuman nya. Saat ingin menyuap bakso pertama tangan kanan nya merasakan sebuah tarikan dari seseroang yang tidak lain adalah Erik.
Semua wanita para fans Erik berhamburan menatap mereka berdua yang kini sedang berlari menjauhi kerumunan itu. Candy yang bisa melihat Erik kini sedang menggunakan baju basket nya pun merasa keanehan sendiri.
Erik membawa Candy kesebuah ruangan seperti gudang sekolah yang masih bersih. “Hai.” Sapa Erik pada Candy.
Candy sedang mengatur napas nya karena baru saja dibaw lari oleh Erik. “Ada perlu apa bawa aku kemari?” Tanya Candy baik-baik.
“Dua hari lalu, itu kamu kan?” Tanya Erik.
Candy nampak gugup ketika Erik menanyakan hal itu padanya, dimana wanita itu tidak sengaja memergoki pria itu bersama dengan seorang wanita sedang melakukan hal yang tidak senonoh didalam sekolah.
Candy menggeleng berbohong. “Mengaku saja Candy, aku juga gak bakal apa-apain kamu kok.” Ujar Erik pada Candy.
Candy menggeleng lagi, masih takut mengakui nya. “Aku tetap akan tahu itu kamu walau pun kamu terus mengelak nya.” Ujar Erik sembari memberikan sebuah jepitan merah milik Candy.
Candy melebarkan matanya, dan tangan nya refleks ingin mengambi jepitan itu dari Erik. “Tuh kan, bener punya kamu.” Bisik Erik sembari mengangkat dagu Candy yang sedari tadi tertunduk.
Erik ingin mencium Candy namun wanita itu langsung menoleh ke kanan sehingga pria itu gagal menyentuh bibir cantik nya.
“Jangan macam-macam.” Ujar Candy memberanikan diri nya.
Erik yang mendengar itu tertawa kecil. “Wah, langka nih. Baru nemu cewek yang nolak aku.” Bisik Erik sembari mencium ujung telinga Candy.
“Wangi mu, aku menyukai nya.” Ucap Erik sembari memeluk tubuh Candy yang aduhai.
Mendengar ada suara langkah kaki mendekat, Erik pun membawa tubuh Candy masuk lebih dalam lagi di area gudang yang sedang mereka tempati ini. “Kalau ketahuan kita bisa dibawa ke BK loh, lalu di tuduh sedang berbuat m***m walau kenyataan nya memang iya.” Goda Erik sembari menatap mata coklat Candy.
Tak bisa dipungkiri oleh Candy sendiri, Erik memanglah pria tampan dengan ciri-ciri sempurna. Walau m***m nya tingkah dewa, tapi otak nya sangat cerdas dalam merespon pelajaran. Itu kenapa dia termasuk sebagai pria populer di sekolah.
“Tawaran ini langka banget, kamu jadi pacar aku gimana?” Tanya Erik membuat Candy melebarkan matanya kebingungan.
Didalam kelas mereka, seorang guru mengumumkan akan adanya sebuah acara tahunan yaitu sebuah perkemahan untuk angkatan mereka. “Kita menginap selama tiga hari, dua malam ya anak-anak.” Ujar sang guru kala itu.
Di salah satu bangku, rahel dan bianca kebingungan dimana Candy saat ini berada.
Kembali di dalam kediaman Clarissa dan Keiden. “Kok pulang cepet?” Tanya Clarissa pada suami nya setelah mencium pipi pria itu.
Keiden mengangguk. “Kangen kamu sih aku.” Ujar Keiden sembari membuka dasi kemeja nya.
Clarissa yang melihat itu ikut membantu sang suami. “Sini aku bantu, kamu nih kebiasaan banget kalau melakukan sesuatu pasti buru-buru.” Ujar Clarissa membuat Keiden tersenyum kecil.
Keiden menarik tubuh Clarissa dan ditarik nya kedalam pelukan nya. “Aku merindukan mu.” Ucap Keiden sembari memeluk istrinya.
“Aku juga sayang.” Ujar Clarissa.
“Apa kita harus liburan?” Tanya Keiden pada istrinya.
Clarisaa mengangguk. “Boleh, aku sih setuju aja.” Ujar Clarissa.
Keiden mengangguk. “Kalau gitu aku carikan tempat nya ya.” Ucap Keiden pada Clarissa yang setuju.
Keiden mengingat akan sesuatu. “Ternyata rekan papah adalah salah satu pemilik sekolah Candy loh, seperti nya anak kita mengenal anak nya juga disekolah. Papa dengar sih anak nya pintar dan tempan, papa juga sempat menujukan foto Candy yang ada di ponsel papa pada rekan kerja papa.” Ujar Keiden bercerita.
Clarissa fokus mendengarkan. “Iya lalu?” Tanya Clarissa ingin mengetahui akhir dari cerita suaminya.
“Dia bilang Candy cantik dan mungkin akan sangat cocok jika bersanding dengan anak laki-laki nya. Papah sih masih belum bisa terima, kalau belum ketemu langsung.” Ujar Keiden.
Clarissa tertawa kecil. “Candy masih kecil ah, jangan papa jodoh-jodohin loh. Belum waktu nya!” Omel Clarissa yang mau tidak mau diangguki oleh suaminya.
Tak mau memikirkan hal lain nya lagi, Keiden mengajak Clarissa untuk mandi bersama. “Aku butuh mandi bersama sayang.” Ujar Keiden sembari mengangkat tubuh kecil Clarissa
Selamat membaca di bab selanjut nya ya!
Kisah cinta Candy (season tiga) akan menjadi akhir dari novel ini, hanya ditayangkan beberapa part saja ya. Untuk sisa-sisa season di bulan ini, terimakasih yang masih setia membaca sampai sini!