Bab.13a(season dua)

1080 Kata
Peter terus tak henti memasuk*n mil*k nya kedalam milik sang istri, memang awal nya sangat pelan tapi lama kelamaan menjadi sangat agresif hingga Lena harus mengigit bibir nya sendiri. Tangan Lena ikut merangkul leher Peter yang persis berada di atas nya, sedangkan tangan kiri Peter yang menganggur sengaja ia pakai untuk mere*as kedua buah d*ada sang istri. “Uh, hm.” Lenguh Lena. Peter membalikan tubuh Lena hingga Lena kini berada di posisi atas. “Apa kamu bisa menggerakkan nya?” Tanya Peter pada sang istri yang sudah lebih baik dari sebelum nya. Lena menggeleng. “Masih sakit dibawah sini.” Ujar Lena membuat Peter tak mau memaksakan kehendak nya hanya untuk kenikmatan nya sendiri. Peter memeluk tubuh Lena dengan posisi duduk dan masih saling tindih badan. “Biarkan aku saja yang menggerakkan nya.” Ujar Peter. Peter mencoba menggerakkan milik nya keatas dan kebawah secara perlahan tapi pasti. Sampai mereka bersua terus berada di titik temu kli*aks. “Peter, ah aku shh aku!” Teriak Lena yang di susul oleh Peter juga kala itu. Mereka berdua beristirahat sampai tubuh kembali fit untuk beraktivitas kembali, kedua nya masih merasa lelah karena pergulatan mereka. Sebenarnya mereka berdua masih sanggup melakukan nya, hanya saja pikiran masing-masing sudah tidak ingin membuat pasangan nya merasa tak nyaman untuk pertama kali nya mereka lakukan hal itu. Lagian masih ada hari esok yang bisa mereka manfaatkan dengan baik, atau malam berikut nya. Lena tersenyum saat melihat Peter yang nampak nya puas dan tidak menyesal telah menikahi nya. Sebalik nya juga, apa yang dirasakan Peter saat ini bukanlah sebuah kebohongan. Ia bersyukur memilih istri seperti Lena yang menerima dirinya apa adanya, kadang omongan pria itu bahkan tidak di ayak dahulu sehingga menimbulkan kesan jutek. Tapi Lena terus mendekati nya dan menyakinkan dirinya bahwa wanita itu memang menyukai Peter dengan setulus hati. Selesai mandi, Peter melihat Lena yang masih terkapar di atas kasur. Pria itu tersenyum dan mencoba menelpon seseroang untuk mendapatkan pelayanan sarapan yang spesial pagi ini. “Kado kedua yang akan aku berikan kepada mu.” Gumam Peter sembari memperhatikan Lena di atas kasur itu. Peter melihat beberapa pelayan berdatangan untuk memasang alat-alat makan dan makanan dengan cantik sesuai dengan request nya didepan pantai juga kamar nya. Peter sengaja menutup jendela depan supaya Lena tidak menyadari akan adanya kejutan dari nya. “Sayang, Lena bangun.” Bisik Peter yang mulai membuka hati nya untuk sang istri. Mulai sekarang hanya wanita itu yang akan Peter perhatikan. “Jam berapa?” Tanya Lena yang baru bangun tidur karena kecupan dari bibir Peter yang bertubi tubi menyerang wajah nya. “Jam sepuluh pagi.” Ujar Peter pada Lena. Lena melebarkan matanya, lalu mulai membenahi dirinya. Tidak biasa baginya untuk tidur sampai se siang itu, kecuali pada hari yang bukan hari kerja nya. Peter menggelengkan kepalanya. “Dia tetap menjadi Lena yang aku kenal.” Gumam Peter sembari menggulung lengan kaos pendek nya. Pria itu kini berpenampilan sederhana tapi tetap terlihat bergaya. Kaos oblong warna biru dongker dengan celana pendek senada, tak lupa juga memakai jam tangan kesukaan nya dan rambut yang super maskulin. “Waw!” Kata pertama dari Peter untuk Lena sang istri yang baru keluar kamar mandi. “Apa dress ini terlalu berlebihan?” Tanya Lena pada pater sembari memutarkan tubuh nya. Peter menggarukan kepalanya. “Kalau kamu pakai nya depan aku saja sih gapapa banget.” Ujar Peter membuat Lena tertawa. “Aku akan pakai selendang ketika keluar.” Ujar Lena sembari menujukan selendang putih cantik nya yang telah disiapkan nya dari jauh-jauh hari. Saat ini Lena berpenampilan bak bidadari menurut Peter. Gaun kuning elegan dengan belahan d**a yang cukup kebawah, membuat kesan s*ksi dan elegan keluar secara bersamaan. “Aku lapar.” Ujar Lena sembari membuka kulkas kamar mereka. Peter tersenyum. “Kalau begitu, apakah ratu ku telah siap menerima kejutan selanjutnya di pagi hari?” Tanya Peter yang diangguki oleh Lena dengan senyuman lebar. Peter membawa Lena keluar dari kamar nya menuju kedepan pintu, saat Peter baru membuka tirai jendela depan dengan jelas Lena bisa melihat semua nya. “Peter, kamu yang menyiapkan itu?” Tanya Lena tak kuasa menahan haru nya. Peter menggarukan kepalanya, memang yang didepan sana terlihat indah. “Maaf, bukan aku yang menyiapkan nya. Aku hanya bisa menyuruh orang untuk menyiapkan semua ini saja.” Ujar Peter membuat Lena tersenyum mengejek. “Baiklah, cukup sampai disini pembicaraan kita. Bisa antarkan aku sampai duduk di kursi sana?” Goda Lena membuat Peter harus menjahili wanita itu dengan meneples boko*g milik sang istri Lena. “Sakit tahu!” Kesal Lena yang sedang berbohong. “Apa terlalu menyakiti mu?” Tanya Peter panik karena memang keadaan nya mereka baru saja melakukan hal itu semalam. Mustahil juga bahwa Lena sudah tidak merasakan sakit lagi, padahal Peter bisa membuktikan sendiri kalau malam itu benar benar yang pertama bagi Lena sang istri juga dirinya sendiri. “Perlu aku bawa kedokter, ah tidak! Maksud ku panggilan dokter saja kemari sekalian.” Ujar Peter yang langsung terburu buru mengeluarkan ponsel nya dari dalama saku celana nya. Lena dengan cepat mengambil ponsel milik Peter. “Aku baik-baik saja, selama ada suami yang perhatian pada ku.” Ujar Lena sebelum mencium pipi Peter manja. “Kamu mengerjai ku?” Tanya Peter ngambek. Lena tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Aku gak ada maksud untuk ngerjain suami ku sendiri, hanya mau menggoda nya saja sebentar.” Ujar Lena membuat Peter harus menghukum sang istri dengan satu hal “Aku akan melakukan nya nanti malam, saat sebelum tidur seperti nya waktu yang pas untuk melakukan hal itu.” Bisik Lena pada Peter. Peter tersenyum, tanpa kita ketahui apa yang tengah mereka bicarakan sebelum nya. “Aku lapar nih, ambilin dong yang itu. Kalau bisa suapi aku Peter.” Ujar Lena menggoda sang suami dengan mengedipkan satu mata kiri nya. Peter menggelengkan kepalanya tapi tetap menyiapkan makanan untuk sang istri tercinta nya. “Buka mulut yang lebar, aaaaaa!!” Ujar Peter sembari menyuapkan makanan ke mulut sang wanita. “Kamu juga makan dong, kalau bisa Akh suapin juga ya biar makin romantis.” Ujar Lena malu-malu kucing. Lena sengaja mulai memberanikan diri meraba kaki atas hingga kebawah milik Peter menggunakan kedua kaki nya sendiri. “Lena, aku kegelian.” Ucap Peter pada sang istri yang tengah nakal. Lena hanya tertawa. “Inikan baru pemanasan pagi sayang, ah iya. Aku lupa belum kasih morning kiss!” Ucap Lena membuat Peter tersenyum dan menyodorkan bibir nya tanpa berfikir panjang lagi. Selamat membaca kelanjutan, di bab selanjutnya!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN