Bab.12b (season dua)

1006 Kata
Peter dan Lena sudah berasa disebuah tempat yang sangat sepi namun indah, ini adalah salah satu hadiah pernikahan yang di berikan oleh Peter untuk sang istri. "Akhirnya aku merasakan yang namanya bulan madu." Ujar Lena sembari membereskan koper nya. Tepat di hadapan kamar mereka, terlihat jelas pintu kaca yang langsung menghadap ke pantai dan kolam renang sambung. "Padahal aku gak pernah mengharapkan hadiah ini dari mu loh Peter." Ujar Lena pada sang suami. Peter tersenyum sebelum mencium pipi sang istri. "Aku juga tidak pernah terpikirkan akan mengajak istriku kemari, tapi setelah menikahi mu dipikiran ku hanya bagaimana cara nya membahagiakan mu setiap hari nya." Ujar Peter membuat Lena tersenyum lebar. Lena berganti baju tepat dihadapan Peter dengan baju yang tadi nya dress biasa kini menjadi dress pantai yang memang sudah di bawa nya. "Kamu gak pake dalaman?" Tanya Peter yang sedari tadi memperhatikan sang istri. Lena menggeleng. "Untuk apa, cuma ada aku dan kamu disini." Ujar Lena sembari mengedipkan matanya sebelah nya. "Kamu sakit mata, sini aku periksa." Ujar Peter yang tidak mengerti kode genit dari sang istri, padahal pria itu sudah tinggal di abad ini tapi tetap saja sikap nya kuno. "Sayang nya aku menyukai pria itu." Gumam Lena. Lena mengajak Peter untuk main ke tepi pantai sembari menarik tangan sang pria. Peter yang awalnya menolak karena tidak terlalu suka suhu udara yang panas pada akhirnya ikut juga karena kemauan sang istri. "Tangkap kepiting untuk ku, apa kamu bisa?" Tanya Lena menggoda Peter. "Kamu sungguh ingin aku menangkap kepiting sekarang?" Tanya Peter menganggap candaan Lena adalah hal yang serius. Lena menggeleng, lalu membuka kemeja lengan pendek milik Peter hingga menampikan otot perut laki-laki itu. "Begini kan lebih enak aku lihat nya." Bisik Lena sembari tersenyum Peter tertawa kecil melihat tingkah istrinya yang m*sum. "Mau minum es kelapa?" Tawar Peter. Lena menggangguk sedangkan Peter mulai memesan lewat ponsel nya sebelum dua kelapa hijau di antar ke tempat mereka. Lena memeluk Peter agar beberapa orang disana tidak sadar bahwa wanita itu tak memakai dalam*n. "Aku sudah bilang lebih baik kamu tetap pakai Lena." Ujar Peter yang diangguki Lena. Wanita itu berjanji untuk memakainya di permainan berikut nya. "Kalau kamu lapar bilang aku." Ujar Peter yang diangguki Lena kembali. Lena berlari kesana dan kemari, bahkan berani bermain dengan ombak. Sedangkan Peter hanya bertugas untuk menjaga sang istri dari kejauhan, seperti sekarang ini. Hingga Peter yang melihat Lena melompat-lompat dari tengah ombak pantai saat itu. Tak membuang waktu lagi, sang pria mengejar istrinya yang sudah berada di tengah pantai jauh. "Lena!" Panggil Peter khawatir. Hingga tangan Lena yang untung nya masih sanggup Peter gapai dan tarik kuat hingga berhasil menubruk tubuh pria itu. Peter dengan segera menidurkan Lena diatas pasir, tak lupa memberika napas buatan dan cpr yang termasuk napas buatan. "Uhuk Uhuk Uhuk!" Lena berhasil terbatuk sambil mengeluarkan air dari dalam mulut nya. "Apa kamu baik-baik saja?!" Tanya Peter ingin memastikan bahwa istrinya tak merasakan rasa sakit. Lena mengangguk. "Maaf." Ucap Lena sembari mengeluarkan air matanya. Lena merasa bersalah, tetapi Peter dengan sabar nya hanya diam tak mau membuat sang wanita merasa tak nyaman. Walau dirinya begitu khawatir sampai rasanya mau mati saja. "Lainkali, aku mohon untuk tidak melakukan hal yang berbahaya lagi Lena." Ujar Peter pada Lena. Lena mengangguk sembari memeluk tubuh Peter. "Aku mau balik ke penginapan." Ujar Lena yang diangguki Peter. Peter mengendong tubuh Lena hingga menuju ke kamar mereka, bahkan peia itu memandikan Lena lebih dulu. "Aku mandikan kamu dulu, baru boleh tidur." Ujar Peter yang tahu tubuh sang istri masih kotor karena terkena pasir-pasir pantai dan air asin. Lena mengangguk saat Peter mulai membuka baju wanita itu dan memasukan nya ke bathup. "Kalau masih ada yang gatal beritahu aku." Ujar Peter yang sedang menyabuni tubuh sang istri perlahan-lahan. Lena tersenyum. "Gak sia-sia aku mengejar kamu yang begitu dingin, jahat dan menyebalkan." Ujar Lena membuat Peter mengerutkan kening nya karena tidak merasa bahwa dia orang yang seperti itu dahulu. "Kamu gak berna*su melihat tubuhku yang begini?" Tanya Lena. Peter menggeleng. "Jujur aku sangat tergoda, hanya saja tidak semudah itu untuk me-modusi mu dalam keadaan begini." Ujar Peter. Lena tersenyum. "Pakaikan aku baju sebelum kamu semakin tergoda." Ujar Lena membuat Peter harus memukul keci bok*ng sang istri saat itu. "Kalau kamu melakukan hal itu, bisa bisa aku nanti meleng*h keras." Ujar Lena membuat Peter menaikan satu alisnya. "Aku jadi ingin mencoba nya." Ucap Peter sembari mengeluarkan smirk nya, karena sebelum mereka berangkat bulan madu Keiden sempat memberikan nya beberapa vidio dan Tips berbulan madu agar lancar sampai ke titik teratas pembuatan anak. Selesai memakain sang istri baju, Peter menidurkan Lena di atas kasur mereka dan menyalakan TV sesuai dengan apa yang wanita nya inginkan. "Terimakasih karena sudah merasa khawatir, aku bahkan takut kalau kamu malah bersyukur aku mati agar bisa menikah dengan wanita lain lagi." Ujar Lena membuat Peter merasa tidak suka dengan ucapan wanita itu. "Jangan bicara sembarangan." Ujar Peter sebelum memberanikan dirinya untuk mencium bibir Lena. Mereka berdua bahkan hanyut dalam perang diatas kasur malam ini, entah apakah hari ini adalah waktu yang paling tepat. "Hm,nhh." Lenguh Lena ketika Peter mulai berani mer*ba bagian tubuh sang istri yang juga menikmati itu. Lena bahkan membiarkan tangan Peter mengangkat dress tidur nya dan memelorotkan dalam*n nya. "Peter." Panggil Lena. Peter melirik kearah sang istri dengan satu tangan nya yang mulai membuka resleting celana nya sendiri. "Hm, apa kamu siap kalau aku meminta jatah malam ini?" Tanya Peter. Lena mengangguk tanpa befikir dua kali, karena mendapat keturunan dari Peter adalah apa yang diinginkan sejak dahulu hingga sekarang. "Aku bahkan tidak ada niatan untuk menunda nya." Ujar Lena membuat Peter tersenyum dan mulai menciumi area leher sang istri. Tangan kiri nya juga mulai meraba bagian sensitif sang istri. "Aku mulai ya, seperti nya kamu sudah siap." Bisik Peter yang kini berusaha untuk memasukan milik nya kedalam milik Lena. "Ahm, seperti nya besar sekali." Ujar Lena membuat Peter tersenyum kecil saat itu. "Ahhhh!" Lenguh Lena ketika setengah milik Peter berhasil masuk kedalam nya. "Lena, tahan sebentar sayang." Ujar Lena pada Peter sebelum betul-betul kembali menggerakkan pinggul nya berkali-kali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN