“Mau makan siang bersamaku, Ken?” tawar Farhan saat jam makan siang tiba. Matanya terus saja memperhatikan wanita yang kini terlihat makin cantik saja. Niken menggeleng. Matanya masih menatap laptop di depannya. “Kenapa? Aku masih suami kamu. Apa kamu tidak ingin menemaniku? Siapa tahu, hubungan kita bisa menjadi lebih baik lagi.” Farhan sangat berharap, ia bisa memperbaiki rumah tangganya. “Maaf, itu bukan yang aku harapkan. Tolong, bersikaplah sewajarnya. Tidak usah lagi bersikap sok baik padaku," jawab Niken tajam. Farhan cukup terkejut dengan sikap yang Niken tunjukkan akhir-akhir ini. Dua puluh tahun lebih mengenalnya, baru kali ini Farhan melihat sikap galak Niken. “Siapa yang sok baik?” tanya Farhan tidak terima. “Kamu. Sudahlah. Sebentar lagi kita akan resmi berpisah. Lebih b