Enam Belas

882 Kata

Ibu Farhan jatuh tepat saat Sarah pulang. Wanita itu langsung mendekati sang ibu. “Mbak Niken! Kalau Mbak Niken nggak menyukai Mbak Nadia, jangan buat keributan di sini! Mas Farhan juga, liat istrinya nyerocos malah diem aja. Kalau terjadi sesuatu sama ibu gimana?! Kamu tahu sendiri, kesehatan Ibu sedang tidak stabil. Dan itu karena istri pertamamu ini.” Sarah merasa kesal karena sang kakak diam saja. Melihat apa yang Sarah katakan, membuat Niken semakin sakit. Farhan menggendong sang ibu ke kamar. Tidak lama, wanita itu sadar. Tidak ingin menambah keributan, Niken memutuskan untuk pergi. Namun, Farhan menyadarinya. “Ken ... tunggu, Ken! Ken!” panggil Farhan sambil memanggil sang istri. Niken berhenti. “Ada apa lagi? Belum puas kalian menyakitiku?” tanya Niken dengan sinis. Sungguh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN