Naura sampai di rumah. Niken yang membuka pintu. “Ayah tadi ke sini, Ma?” tanya Naura. Niken mengangguk. “Ngomong apa aja?” “Nggak ngomong apa-apa.” “Ah, Mama boong. Pasti Ayah abis ngadu ke Mama.” Wanita berusia empat puluh tahun itu tersenyum. “Sudah berapa lama kamu sama Om Rio pacaran?” Naura nyengir. Malu. “Mama nggak marah?” “Yang penting jangan macem-macem.” “Sejak Mama sama Ayah pisah. Sejak Ayah pergi dari rumah ini. Aku nyaman sama Om Rio.” “Tapi kalian nggak macem-macem, kan?” “Enggak, Ma....” “Tanya sama Om Rio, kapan dia akan melamar kamu. Usianya udah nggak muda lagi, mumpung Om Rio-nya masih fit, lebih baik kalian menikah. Biar kalau kalian punya anak, Om Rio masih bisa kerja.” “Mama merestui hubungan kami?” Niken mengangguk sambil tersenyum. “Rio pekerja keras