Veronica terhenyak saat melihat mata garang Xavier dan tatapan tak senang dari sang utusan. Di dalam hati, Veronica mengutuk dirinya sendiri yang tidak mempercayai kata-kata pengawal Xavier yang menjaga pintu. Siаl! Dia benar-benar sedang melakukan pertemuan. “Veronica?” Xavier mengulang kembali pertanyaannya dengan nada semakin dingin. “Ma-maafkan sa-saya, Tu-tuan. Sa-saya tidak tahu kalau A-Anda sedang melakukan ra-rapat penting.” Veronica menjawab dengan tergagap, jantungnya bertabuh keras seperti gendang perang. Bibir Xavier mengerucut tidak senang. Kekesalan terlihat jelas di wajah tampannya. Mengingat dirinya masih berada dalam pertemuan penting, Xavier tidak ingin memperpanjang masalah. Xavier segera mengembalikan fokusnya pada sang utusan, dan tanpa memandang Veronica sedikitp