Cemburu

1481 Kata
Alex mengangguk mengerti setelah berhasil mengontrol diri. Alex segera menarik selimut yang berada di ranjang Xavier dan menyelimuti Stella, lalu dengan sangat berhati-hati, Alex menggendong Stella ala bridal style dan membawanya keluar. Baru saja Alex mencapai puncak tangga, Veronica yang baru saja kembali dari kota menyapa Alex dari anak tangga paling bawah, dengan dahi berkerut dalam. “Alex? Ada apa dengannya?” “Baru selesai Sesi.” Alex menjawab singkat. Mendengar jawaban Alex, senyum lebar penuh kebahagiaan menghiasi wajah cantik Veronica. Yang terlapis makeup cetar membahana. “Hmph…sudah memang seharusnya dia menderita. Dia harus membayar seluruh perbuatan bеjat ayahnya kepada kita. Lalu, sekarang dia pingsan? Sesi apa yang baru dilaluinya? Sesi cambuk? Menari tеlanjаng? Penyiksaan? Sesi Iblis? Yang mana?” Veronica menaiki anak tangga mendekat Alex. Veronica menyebutkan daftar siksaan yang paling sering dilakukan Dimitri Costello pada para budаknya dengan penuh semangat. “Tidak satupun yang Anda sebutkan.” Veronica mengerutkan dahi mendengar jawaban Alex. Perlahan matanya mulai meneliti Stella. Nona Muda Costello itu tertidur dengan wajah yang damai dan tenang. Tidak ada satupun luka yang terlihat di tubuhnya, selimut yang membungkusnya juga tidak bernoda darah sedikitpun. Jari lentik Veronica terulur dan menarik sedikit kain yang menyelimuti Stella. Namun, yang terlihat di mata Veronica tidak sesuai dengan harapannya. Kulit tubuh Stella masih terlihat mulus dan putih, tak ada satupun bekas luka atau memar yang terlihat. Penasaran, Veronica berusaha menarik kain yang menutupi Stella lebih banyak, namun Alex bereaksi lebih cepat. Dengan langkah lebar dan gerak cepat, Alex memundurkan langkahnya, menjauhkan Stella dari jangkauan Veronica. Pertama kalinya, Alex menolak keinginan Veronica. “Dia tertidur. Tuan memerintahkan untuk tidak membangunaknnya.” Alex menjawab masih dengan nada sopan. “Buat apa Xavier memerintahkan seperti itu?” Nada suara Veronica mulai meninggi dan terdengar tidak sabar. “Saya tidak tahu dan saya tidak menanyakan alasan dari perintah Tuan, Nyonya Veronica.” Hidung Veronica terlihat kembang kempis, dadа nya naik turun dengan cepat. Jika ada yang mampu melihat, mungkin akan terlihat seperti semburan api panas yang keluar dari hidung Veronica, saat dia menyadari apa yang telah terjadi. “Tuan melakukan sesi seksual padanya?” Alex mengangguk ragu-ragu. “Lalu, siapa yang memberikan penyelesaian untuknya? DIA?!” Suara Veronica semakin meninggi nyari berteriak. “Saya yang melakukannya.” Veronica menghembuskan nafas sedikit lega. Meski Xavier tidak menyukai mendapatkan kepuasan dari pria, tetapi setidaknya dia tidak menyelesaikannya dengan budаk busuk ini. Tapi…kenapa sepertinya ada yang aneh? Veronica kembali menatap Alex lekat-lekat, dan Alex langsung menundukkan kepalanya dengan penuh rasa hormat pada Veronica. Meski Alex tidak lagi menjalani pеrbudаkan, bahkan, saat ini dia juga menduduki posisi cukup tinggi, yang membuat semua pekerja di keluarga Leone wajib menunduk hormat padanya, tetapi di dalam kepala Alex, posisi Veronica masih jauh lebih tinggi darinya. Xavier belum memiliki istri, saat ini Veronica satu-satunya wanita yang dimiliki Xavier, dan tidak menutup kemungkinan di masa depan, wanita di depannya ini akan menduduki posisi sebagai istri Tuannya, karena itulah, Alex selalu menjaga sikapnya dengan baik. “Lalu, jika dia melayani Tuan untuk sesi seksual, kenapa kondisinya seperti ini?” Veronica bertanya dengan dagu terangkat tinggi. Kesombongan terlihat jelas pada sikapnya. “Tuan memberikan hadian padanya karena telah bersikap baik.” Meski Alex sebenarnya enggan untuk menjawab, dia tetap menjawab dengan cepat. Tanpa menunggu Veronica yang masih terdiam terpana, Alex segera berbalik dan melanjutkan langkahnya dengan cepat. Mengenal dengan baik tabiat dari wanita itu, Alex menebak, Veronica akan mengamuk sebentar lagi. Dugaan Alex tidak meleset. Begitu otak Veronica bisa mencerna apa yang dikatakan oleh Alex, matanya memerah ditutupi oleh kemarahan. Rasa tidak percaya dan kebingungan tampak begitu nyata di sepasang bola mata Veronica. “Alex!” Veronica cepat-cepat berlari mengejar Alex yang sudah menjauh. Tangannya terulur untuk menarik bagian belakang jaket kulit yang dikenakan Alex, membuatnya berhenti melangkah. “Tuan memberikan dia kenikmatan….?” Alex mengangkat bahu acuh tak acuh. “Dia mendapatkan Sesi Kenikmatan dan jatuh tertidur di atas tempat tidur Tuan.” “Jangan berani berbohong padaku, Alex! Kau dan aku sama-sama tahu, tidak ada yang namanya Sesi Kenikmatan!” Veronica menyipitkan matanya tak terima. “Bagaimana bisa dia melakukan ini pada kita? Setelah semua kesakitan dan penderitaan yang telah kita lalui!” “Maaf, Nyonya. Saya tidak memiliki kapasitas untuk menanyakan alasan kenapa Tuan melakukan apa yang ingin dia lakukan. Mungkin Anda bisa menanyakan sendiri padanya.” Jawaban Alex bukannya menenangkan Veronica, malah semakin membuatnya murka. Tiba-tiba potongan kalimat Alex kembali terngiang di telinga Veronica. “Sebentar…kau tadi bilang apa? Di atas tempat tidurnya…?” Iri dan dengki kembali menyelusup dengan cepat mengisi hati Veronica. Selama lima tahun mereka bersama, tak sekalipun Xavier mengizinkan Veronica untuk naik ke atas tempat tidurnya. Selama ini mereka selalu melakukannya di atas meja atau di dinding. “Kenapa Tuan mengizinkan budаk busuk ini naik ke atas tempat tidurnya?” Veronica bertanya dengan lirih. Alex menatap Veronica dengan tatapan penuh arti, lidahnya begitu gatal ingin melontarkan kata-kata pedas, namun, Alex adalah pria yang sedikit bicara. Itu sebabnya dia hanya memaki sepuasnya di dalam hati Kalau-kalau kau lupa, jаlang, dia adalah Tuan Besar keluarga Leone! Dia mampu dan berhak melakukan apapun yang dia inginkan. Dan di keluarga ini, bukan hanya kau saja yang telah mengalami penyiksaan, bahkan Tuan Xavier melewati kesakitan yang lebih parah daripada kita semua, lalu, kenapa kau membuat seakan-akan hanya dirimu yang paling tersakiti dan menjadikan ini semua sebagai dendam pribadi? Dasar wanita aneh… “Dimana Tuan Xavier sekarang?” Veronica mendesis marah. “Di ruang kerjanya. Meski aku tak yakin beliau bisa digang…” Belum sempat Alex menyelesaikan kalimatnya, Veronica sudah melangkah melewati Alex dan membawa kemarahannya pergi, layaknya angin topan. Alex menatap kepergian Veronica sesaat dan mengangkat bahunya tak acuh. Kemudian, Alex melanjutkan langkahnya menuju kamar Stella. Belum sempat Alex menjulurkan tangan untuk membuka pintu, tiba-tiba pintu di depannya terbuka dengan lebar. Sosok Nadira muncul dengan cepat dan menatap bergantian ke arah Alex dan buntalan besar di dalam gendongannya dengan tatapan khawatir dan panik. “A-apakah Tuan membunuh Nona?” Air mata mengalir deras di wajah Nadira. Suaranya terdengar bergetar menahan kesedihan dan ketakutannya. Bagi seorang master, membunuh budаknya bukanlah hal yang mengejutkan. Saat masa kekuasan Dimitri Costello, hampir setiap hari akan ada budаk yang terbunuh. Bagi Dimitri, budаk bukanlah manusia, budаk hanya makhluk hidup setara dengan binatang yang bisa dibunuh kapan saja dia inginkan. “Dia tidak mati. Nona Stella hanya tertidur.” Alex menggendong Stella masuk ke dalam kamar dan meletakkannya dengan sangat lembut ke tempat tidurnya. Nadira langsung menghembuskan nafas lega sambil menghapus air mata dari wajahnya, dan berkali-kali membungkukkan badannya mengucapkan terima kasih tak henti-henti pada Alex. Wajah tampan Alex bersemu merah melihat Nadira yang terus berterima kasih dengan penuh semangat. Meski mungkin Nadira tidak mengingatnya, tetapi Alex terus mengingat sosok Nadira sejak awal dirinya ditangkap dan dijadikan budаk. “Terima kasih kembali, Nona.” Alex menundukkan kepalanya membalas Nadira. “Ah, Tuan. Jangan memanggil saya dengan panggilan Nona. Saya hanyalah seorang gadis biasa. Panggil saja, Nadira.” Sekarang gantian pipi Nadira yang bersemu merah. Kepalanya menunduk dalam-dalam menahan malu. Senyum halus mengembang di bibir Alex saat dia mengangguk mengerti. Lalu, kaki panjangnya membawa Alex pergi meninggalkan Stella di dalam perawatan Nadira. Selepas kepergian Alex, Nadira menghembuskan nafas lega, bergegas mendekati Stella untuk memeriksa keadaannya. Dengan cemas, Nadira memastikan dаda Stella masih bergerak naik turun yang menandakan dia masih bernafas. Memastikan Nona Mudanya hanya tertidur bukan mati. ====== Di sisi lain mansion Leone. Veronica melangkah dengan cepat dan ingin menerobos masuk ke ruang kerja Xavier. Sayangnya, dua orang pengawal Xavier yang berjaga di depan pintu, dengan sigap menahan aksi Veronica, membuat sepasang matanya membola. Setelah Xavier membebaskan mereka dari pеrbudаkan, ini pertama kalinya, Veronica dihalangi saat ingin bertemu dengan Xavier. Dan hal ini membuat Veronica semakin murka. “Menyingkir sekarang! Aku ingin bertemu Xavier!” Veronica memerintahkan kedua pengawal dengan dagu terangkat tinggi. “Mohon maaf, Nyonya. Utusan dari salah satu keluarga mafia sedang berada di dalam. Tuan memerintahkan tak seorangpun boleh mengganggunya.” Kedua pengawal menundukkan kepalanya dengan hormat kepada Veronica, saat salah satu menjelaskan alasan mereka melarang Veronica masuk. Veronica terdiam sesaat dengan kening berkerut. Dengan hati-hati, dia menempelkan telinganya ke pintu kayu tebal ruang kerja Xavier, namun sayangnya, ruangan itu sangat kedap, sehingga Veronica tidak dapat mendengar sedikitpun suara dari dalam ruangan. Perasaan cemburu dan iri menutupi pikiran jernih Veronica. Dia menatap kedua pengawal itu dengan tatapan tak percaya. “Aku tantang kalian untuk menghentikanku!” Dengan kasar, Veronica mendorong kedua pengawal dan menerobos masuk. Membuat pintu ruang kerja Xavier terbuka dengan suara keras. Langkah Veronica terhenti saat dia melihat kalau dirinya benar-benar telah mengganggu jalannya sebuah rapat penting. Sang utusan yang dikenali dari lambang yang menempel di saku jasnya, langsung berhenti memberikan penjelasan kepada Xavier, yang sedang duduk di kursi kerjanya dan memperhatikan presentasinya. Kedua pria itu menatap Veronica dengan tatapan terkejut dan penuh tanya. Menyadari siapa yang telah mengganggu rapat pentingnya, mata Xavier memerah penuh kemarahan. “Veronica?” Hanya satu kata. Tetapi menuntut banyak penjelasan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN